AVIA Kantongi Dividen Tunai Rp 15,35 Miliar dari Anak Usaha

- PT Avia Avian Tbk (AVIA) menerima dividen tunai Rp15,35 miliar dari PT Dextone Lemindo.
- AVIA memiliki kepemilikan saham 16,67% di Dextone Lemindo dengan total investasi Rp275,85 miliar.
- Pendapatan konsolidasian AVIA naik 7,29% menjadi Rp3,88 triliun, tetapi laba bersih turun 3,18% akibat tingginya beban biaya.
Jakarta, FORTUNE - Emiten produsen cat milik Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengantongi pendapatan dividen tunai dari perusahaan afiliasinya, PT Dextone Lemindo (Dextone). Nilai dividen yang diterima perusahaan mencapai Rp15,35 miliar, dengan transaksi penerimaan tersebut tercatat pada 29 September 2025.
"Perusahaan menerima dividen tunai dari Dextone dengan jumlah sebesar Rp15,3 miliar," kata Sekretaris Perushan AVIA, Hera Septi Astuti, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (29/9).
Selain memperoleh keuntungan, ia menjelaskan bahwa tambahan dividen tersebut tidak menimbulkan dampak material negative terhadap operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, maupun keberlangsungan usaha perseroan.
Dextone Lemindo merupakan perusahaan industri perekat atau lem yang telah berdiri lebih dari 20 tahun dan memproduksi berbagai jenis lem Dextone untuk berbagai kebutuhan seperti industri, konstruksi, otomotif, dan rumah tangga.
Saat ini, AVIA memiliki saham sebesar 16,67 persen di Dextone Lemindo, dengan total investasi senilai Rp275,85 miliar melalui penerbitan saham baru yang dilakukan pada kuartal pertama tahun ini.
Pada semester I 2025, AVIA mencatatkan kinerja positif dari sisi pendapatan. Perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan konsolidasian sebesar 7,29 persen menjadi Rp3,88 triliun. Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh segmen solusi arsitektur atau cat dekoratif yang penjualannya melonjak 10,4 persen secara volume.
Meski pendapatan meningkat, laba bersih perseroan justru tertekan. AVIA mencatat penurunan laba bersih sebesar 3,18 persen menjadi Rp782,53 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya akibat tingginya beban biaya, seiring dengan strategi ekspansi agresif yang dijalankan melalui perluasan jaringan distribusi di seluruh Indonesia. AVIA mencatat beban pokok penjualan tercatat naik 11,01 persen menjadi Rp2,21 triliun.