Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pergeseran struktural yang signifikan di pasar saham, dengan investor domestik mengambil alih dominasi kepemilikan dari investor asing. Tren yang menguat sejak pandemi 2020 ini dinilai membuat pasar modal dalam negeri lebih solid.
Data BEI per akhir Juni 2025 menunjukkan komposisi kepemilikan investor asing di pasar saham Indonesia berada pada level 45,91 persen. Angka ini turun drastis jika dibandingkan dengan posisi pada 2019 yang sebesar 51,85 persen, atau posisi 10 tahun lalu yang mencapai 63,79 persen.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Irvan Susandy, menyatakan pergeseran ini membuktikan basis investor domestik telah menjadi bantalan yang kuat terhadap tekanan eksternal.
Menurutnya, jika terdapat arus keluar dari investor asing, dampak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini dapat lebih diredam.
“Peningkatan kepemilikan investor domestik tidak terlepas dari pertumbuhan investor yang pesat didukung oleh edukasi dan literasi keuangan yang meningkat pula,” ujar Irvan kepada pers, Selasa (22/7).
Pertumbuhan ini tecermin pada jumlah investor di pasar modal yang melonjak enam kali lipat sejak 2019, mencapai 16,99 juta investor per Juni 2025.
Meskipun demikian, Irvan mencermati pengaruh investor asing masih tetap relevan, khususnya pada saham-saham berkapitalisasi besar (big caps).
BEI berharap ke depan akan tercipta partisipasi yang seimbang antara investor domestik dan asing, sehingga mampu menciptakan pertumbuhan yang sehat bagi pasar modal Indonesia.