Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Bitcoin Jatuh Ke US$85.000 Akibat Aksi Jual Besar-Besaran

Bitcoin Rebound di Atas $103K: November Jadi Bulan Bullish Crypto!" (Ini 0/70 karakter? Tunggu, batasnya 70, judul ini sekitar 60 – pas!)
Bitcoin foto dari depositphotos.com
Intinya sih...
  • Bitcoin turun ke US$85.000 karena aksi jual besar-besaran oleh investor kelas kakap.
  • Ketakutan pasar dipicu oleh isu komputasi kuantum yang bisa melemahkan keamanan Bitcoin, namun beberapa analis menilai risiko tersebut berlebihan.
  • Panic selling dan ketidakpastian pasar menyebabkan lebih dari 222.000 pedagang terlikuidasi dalam 24 jam terakhir, menunjukkan tingginya leverage dalam pasar derivatif kripto.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Harga bitcoin terus mengalami tekanan beberapa waktu terakhir. Setelah lama bertahan di level US$100.000, namun hari ini, Rabu (21/11) pukul 14:00 asset digital itu turun ke level US$85,482 per koin.

Penurunan ini dipicu aksi jual besar-besaran investor kelas kakap senilai US$1,3 miliar. Hal tersebut memperkuat kepanikan pasar, apalagi isu lama soal ancaman komputasi kuantum kembali mencuat.

Penurunan harga memicu likuidasi lebih dari US$220 juta untuk posisi long, memperbesar volatilitas pasar yang sudah meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menilai kepanikan bermula dari pernyataan miliader Ray Dalio soal kemajuan komputasi kuantum yang bisa melemahkan keamanan Bitcoin, karena berpotensi menembus sistem keamanan kriptografinya.

Namun sejumlah analis menilai ketakutan itu berlebihan. Pasalnya, kriptografi Bitcoin berbasis SHA-256 dinilai masih sangat kuat, dan risiko yang dibahas Dalio masih bersifat teoretis.

"Narasi quantum panic lebih bersifat psikologis daripada teknis. Risiko komputasi kuantum terhadap bitcoin masih berada pada level teoretis dan belum mendesak. Justru, jika benar-benar ada terobosan yang mampu mendekripsi Bitcoin, maka sistem perbankan global yang menggunakan RSA akan jauh lebih rentan," ujar Fyqieh.

Sentimen pasar makin terguncang setelah perusahaan analitik blockchain Arkham melaporkan bahwa Owen Gunden, early adopter Bitcoin sejak 2011, menjual seluruh 11.000 BTC miliknya. Aksi ini dianggap sebagai bentuk kapitulasi besar yang memperkuat tekanan jual.

Fyqieh menekankan bahwa satu penjualan besar tidak bisa dijadikan indikator arah pasar. Banyak investor jangka panjang membuat keputusan berdasarkan kebutuhan portofolio masing-masing, meski suplai tambahan memang bisa mempercepat koreksi ketika pasar sedang rapuh.

Panic selling dan ketidakpastian pasar menyebabkan lebih dari 222.000 pedagang terlikuidasi dalam 24 jam terakhir. Data Coinglass menunjukkan likuidasi long mencapai lebih dari US$264 juta hanya dalam satu jam di awal sesi AS. Hal ini menunjukkan tingginya leverage dalam pasar derivatif kripto.

Laporan CryptoQuant menyebut Bitcoin memasuki fase paling bearish dalam siklus bull 2023–2025, dengan Bull Score turun ke 20/100 dan harga berada di bawah MA 365 hari. Namun Fyqieh menegaskan kondisi ini tidak otomatis menandakan akhir dari siklus bullish.

"Penurunan hingga 25–30 persen adalah hal yang wajar dalam market bullish. Bahkan dalam bearish sekalipun, Bitcoin sering membentuk rebound kuat. Level teknikal seperti area US$84.000 hingga US$90.000 menjadi penting untuk memantau potensi pembalikan," katanya.

Gabungan panic selling, isu komputasi kuantum, aksi jual whale, dan dinamika ETF menciptakan badai volatilitas yang belum mereda. Beberapa hari ke depan akan menentukan apakah dukungan institusional mampu menstabilkan harga atau pasar masih akan mencari titik dasar baru.

"Volatilitas seperti ini adalah bagian dari karakter Bitcoin. Investor jangka panjang tidak fokus pada gejolak harian, tetapi pada struktur jangka panjang yang masih solid. Yang penting adalah manajemen risiko, bukan mengejar harga," pungkas dia.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Market

See More

Bitcoin Jatuh Ke US$85.000 Akibat Aksi Jual Besar-Besaran

21 Nov 2025, 17:12 WIBMarket