MARKET

Lanjutkan Ekspansi, Merdeka Copper Gold (MDKA) Siapkan Capex Rp11,15 T

MDKA menargetkan peningkatan produksi emas.

Lanjutkan Ekspansi, Merdeka Copper Gold (MDKA) Siapkan Capex Rp11,15 TTambang emas bawah tanah Merdeka Copper Gold di Tumpang Pitu, Jawa Timur. Doc. MDKA
14 June 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure) atau capex senilai US$750 juta atau Rp 11,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.876 per dollar) tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis pertambangan emas hingga hilirisasi. 

Direktur Merdeka Copper Gold David Thomas Fowler mengatakan, dari total capex US$750 juta, sebagian besar dana atau sekitar sekitar US$280 juta akan diperuntukkan menyelesaikan konstruksi pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal II 2023.

Adapun, sisa capex akan dialokasikan untuk mendanai beberapa proyek lain perseroan hingga modal kerja. "Kami juga mengalokasikan US$110 juta untuk proyek Emas Pani yang sedang dalam penambangan komprehensif dan studi kelayakan (feasibility study)," katanya dalam paparan publik virtual, Selasa (13/6).

Kemudian, US$90 juta untuk pengembangan tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), US$130 juta untuk investasi pembangunan smelter di Zhao Hui Nickel (ZHN) dan US$130 juta untuk bagian tambahan modal kerja. 


 

Target produksi emas

Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro mengatakan  tahun ini MDKA menargetkan peningkatan produksi emas dibandingkan tahun 2022. Salah satu sumber utama produksi emas grup MDKA yaitu Tambang Emas Tujuh Bukit yang sepanjang  2022 memproduksi 125.133 ounces emas dengan All in Sustaining Cost (AISC) sebesar US$1.131 per ounces emas. Sementara pada 2023 produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan berada di kisaran 120.000 hingga 140.000 ounces emas dengan AISC sebesar US$1.100 - 1.300 per ounces emas.

“Grup MDKA juga melanjutkan eksplorasi proyek tembaga di Tujuh Bukit yang diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Proyek tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga praproduksi terbesar di dunia yang menunjukkan kelayakan teknis dan secara ekonomi,” katanya.

Selain Tambang Tujuh Bukit, saat ini grup MDKA sedang menjalankan pengembangan dan eksplorasi sejumlah proyek tambang emas dan mineral lainnya. Di antaranya pengembangan proyek emas Pani, Gorontalo yang diharapkan akan menghasilkan produksi 450.000 ounces emas per tahun.

Proyek emas Pani tengah mempersiapkan proses penambangan secara komprehensif, studi kelayakan (feasibility study) dijadwalkan selesai pada akhir kuartal III 2023 dan hasilnya akan diumumkan pada kuartal IV 2023. Proyek Pani diharapkan menjadi tambang emas berumur panjang dan berbiaya rendah yang menghasilkan produksi emas yang tinggi.

Sementara itu tambang Tembaga Wetar pada tahun 2022 mampu memproduksi sebanyak 19.551 ton tembaga dengan AISC sebesar US$3,37 per pon tembaga. Produksi tembaga pada 2023 dari tambang ini ditargetkan berkisar 16.000  – 20.000 ton tembaga dengan proyeksi AISC sebesar US$3,70 – 4,70 per pon tembaga.

Dari RKEF smelters untuk memproduksi Nickel Pig Iron (NPI), MDKA menargetkan produksi tahun 2023 pada kisaran 18.000 – 20.000 ton NPI dengan AISC sebesar US$13.000 – 15.000 per ton nikel.

Albert mengungkapkan salah satu inovasi yang berhasil dilakukan MDKA adalah proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang akan menjadi bagian penguatan bisnis hilirisasi dalam rantai nilai baterai di bawah pengelolaan MBMA. Bahan baku proyek AIM ini di antaranya high-grade pyrite yang berasal dari tambang tembaga Wetar dengan sumber daya bijih yang diproyeksikan dapat mendukung produksi proyek AIM selama lebih dari 25 tahun ke depan.

“Proyek AIM adalah salah satu contoh keberhasilan perusahaan dalam mengoptimalkan peluang dan mendorong inovasi dalam ekosistem tambang mineral yang dibangun oleh grup MDKA. Kami optimis rencana dan target operasi 2023 akan mampu mendorong valuasi perusahaan terus bertumbuh positif secara berkesinambungan dan memberi dampak lebih besar bagi perekonomian Indonesia,” ujar Albert.

Related Topics