Erajaya Ungkap iPhone 16 terlambat Masuk Jadi Salah Satu Penyebab Kinerja Kuartal I Lesu

- Penjualan bersih Erajaya turun 4,6% di kuartal I 2025 karena iPhone 16 terlambat masuk ke pasar Indonesia.
- Direktur Erajaya optimistis dengan peluncuran iPhone 16 pada April 2025 akan mendorong pertumbuhan kinerja ke depan, dan akan melakukan ekspansi pembukaan gerai baru di Jawa dan luar Jawa.
- Erajaya mengoperasikan 2.159 gerai ritel di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, dengan rencana pembagian dividen sebesar Rp19/saham.
Jakarta, FORTUNE - Emiten ritel elektronik dan gaya hidup, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat penurunan kinerja sepanjang kuartal I 2025. Perseroan menyebut, iPhone 16 terlambat masuk ke pasar Indonesia menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya kinerja perseroan.
Sepanjang kuartal I 2025, Erajaya membukukan penjualan bersih Rp15,88 triliun, atau turun 4,6 persen jika dibandingkan kuartal I 2024 sebesar Rp16,65 triliun. Begitupun dengan laba operasional yang lebih rendah 18,3 persen dengan laba bersih anjlok 22,6 persen menjadi Rp212 miliar dibandingkan kuartal I tahun lalu.
Direktur Erajaya, Patrick Adhiatmadja mengatakan, kondisi kuartal I 2025 secara keseluruhan menghadapi tantangan akibat pelemahan daya beli mempengaruhi industri ritel dan gejolak perang dagang global.
“Untuk Erajaya, situasi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh belum hadirnya iPhone 16, yang biasanya menjadi produk andalan,” kata Patrick dalam paparan publik virtual, Selasa (10/6).
Jika dilihat secara mendalam, memang ada pelemahan daya beli secara umum. Namun, dampaknya relatif kecil di segmen kelas atas, dan lebih terasa di kelas menengah. Erajaya bergerak pada bisnis ritel, yang mana produk-produknya lebih banyak menyasar kelas menengah atas, sehingga dampak negatifnya tidak terlalu terasa.
Pasalnya, konsumen kelas atas cenderung tetap melakukan pembelian terencana, meskipun mereka mengurangi pembelian impulsif. Sementara di kelas menengah, masyarakat cenderung lebih hati-hati karena mempertimbangkan keberlanjutan kondisi finansialnya.
“Meskipun mengalami penurunan, hasil ini tidak terlalu buruk, mengingat iPhone 16 belum tersedia di pasar,” katanya.
Diketahui, iPhone 16 series baru diluncurkan di Indonesia pada April 2025, setelah menghadapi berbagai tantangan khususnya dalam proses distribusi dan perolehan izin edar.
Rencana 2025
Meski enggan mengungkapkan secara rinci target perseroan tahun ini, perusahaan optimistis masih bisa mencatatkan pertumbuhan di tahun ini.
“Kami tetap optimistis terhadap pertumbuhan tahun ini, terutama setelah peluncuran iPhone 16 pada April yang diperkirakan akan mendorong kinerja ke depan,” kata Wakil Direktur Erajaya, Hasan Aula.
Menurutnya, perseroan akan tetap melanjutkan ekspansi pembukaan gerai-gerai baru di Jawa dan luar Jawa. Tahun ini menjadi langkah persiapan menuju 2026, sehingga banyak pembukaan toko akan dilakukan di kuartal III dan IV 2026. Meski begitu, untuk belanja modal (capex) atau digelontorkan secara berhati-hati.
“Kami tetap mengembangkan jaringan ritel dengan penuh kehati-hatian Dengan begitu, capex 2025 tetap dibutuhkan, meski penggunaannya akan lebih selektif,” kataya.
Hingga kuartal I 2025, Erajaya mengoperasikan 2.159 gerai ritel di Indonesia, Malaysia dan Singapura, dengan 77 titik distribusi dan lebih dari 54.000 mitra pihak ketiga.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar hari ini, perseroan juga menyetujui pembagian dividen sebesar Rp19/saham.