ETF Emas Ditargetkan Meluncur Q4-2025, 12 Manajer Investasi Nyatakan Minat

Intinya sih...
BEI akan meluncurkan ETF Emas pada Q4 2025
12 MI telah menunjukkan minat untuk menerbitkan produk ETF Emas
ETF emas adalah dana kolektif berdasarkan harga emas tanpa kepemilikan fisik, dengan AUM global mencapai US$374 miliar pada Mei 2025
Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera merilis produk exchange-traded fund (ETF). Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan ETF emas tersebut ditargetkan akan tercatat di BEI pada kuartal IV-2025.
“[Kuartal ketiga] tahun ini kita harapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait ETF Emas sudah bisa terbit dan kuartal keempat sudah ada produk ETF emas tercatat di BEI,” ujarnya dalam keterangannya kepada media, Kamis (3/7).
Rencana penerbitan ETF emas tersebut menyusul aturan POJK Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion, yang mengatur tentang kegiatan usaha terkait penyimpanan, pembiayaan, perdagangan, penitipan emas, dan/atau kegiatan lain oleh lembaga jasa keuangan.
Jeffrey menambahkan, telah terdapat 12 manajer investasi (MI) yang telah berdiskusi dengan BEI dan menunjukkan ketertarikannya untuk menerbitkan produk ETF emas.
“Pegadaian bahkan sudah berdiskusi dengan KSEI,” ujar Jeffrey kepada Fortune Indonesia, Kamis (3/7).
Sebelumnya diberitakan, rencana mengembangkan ETF emas telah diungkapkan oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di 23 Oktober 2023.
Sebagai tambahan informasi, ETF emas adalah dana kolektif yang didasarkan pada harga emas, tetapi tidak menawarkan kepemilikan fisik. Produk ini telah tersedia di beberapa negara lain.
Menurut Data World Gold Council (WGC), total dana kelolaan atau asset under management (AUM) ETF emas global mencapai US$374 miliar pada Mei 2025.
Meski mengalami kerugian sebesar 1 persen pada Mei, arus ETF emas global tetap positif sejauh ini pada 2025. Pasar Amerika Utara berkontribusi paling banyak, dengan AUM mencapai US$200 miliar atau setara 1.702 ton emas.
Sementara itu, pasar Asia baru menyumbang AUM senilai US$32,3 miliar atau setara 314,5 ton emas.