Dolar Naik Usai Penembakan Trump, Rupiah Kembali Loyo
Data PDB Cina hari ini bisa turut pengaruhi gerak rupiah.
Fortune Recap
- Rupiah melemah 19 poin atau 0,12 persen ke Rp16.159 per US$ pada perdagangan Senin.
- Pelaku pasar memandang percobaan pembunuhan terhadap Trump meningkatkan potensi Trump untuk kembali terpilih sebagai Presiden AS.
- Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,15 persen dan poundsterling naik 0,14 persen.
Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Senin (15/7) pagi dengan penurunan 19 poin atau 0,12 persen ke Rp16.159 per US$.
Pada Jumat (12/7) sore, rupiah ditutup bertenaga dengan penguatan 58 poin atau 0,36 persen ke level Rp16.136 per US$.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan penembakan terhadap calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada akhir pekan kemarin kelihatannya memberikan dampak penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya, dan mungkin bisa berimbas menekan rupiah hari ini.
Pelaku pasar memandang percobaan pembunuhan terhadap Trump meningkatkan potensi Trump untuk kembali terpilih sebagai Presiden AS.
"Seperti yang kita ketahui, kebijakan pemerintahan Trump ini sangat pro dalam negri AS dan mendorong penguatan dolar AS," ujarnya saat dihubungi Fortune Indonesia.
Di sisi lain, pasar telah melihat peluang atau harapan bahwa Fed akan memangkas suku bunga acuannya tahun ini usai data inflasi konsumen AS bulan Juni yang dirilis pekan lalu terlihat menurun, sehingga dolar AS sempat melemah terhadap nilai tukar lainnya.
"Kelihatannya ini bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujarnya.
Hasil data PDB Cina kuartal kedua yang akan dirilis pagi ini mungkin bisa menambah pelemahan rupiah. Bila hasilnya lebih buruk dari ekspektasi pasar, "potensi pelemahan rupiah hari ini [dapat bergerak] ke arah 16.200, dengan potensi support di kisaran 16.100," katanya.
Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi pada perdagangan pagi hari ini. Hanya rupe India yang terpantau menguat 0,04 persen.
Yen Jepang turun 0,17 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura turun 0,07 persen, dolar Taiwan turun 0,15 persen, won Korea melemah 0,50 persen, dan peso Filipina turun 0,18 persen.
Kemudian, yuan Cina turun 0,04 persen, ringgit Malaysia melemah 0,05 persen, dan baht Thailand turun 0,22 persen.
Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,15 persen dan poundsterling naik 0,14 persen, sementara dolar Kanada turun 0,13 persen dan franc Swiss turun 0,17 persen.