Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
20250710_091603.jpg
IPO PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI), Kamis (10/7). (Fortune Indonesia/Tanayastri Dini)

Jakarta, FORTUNE - PT Prima Multi Usaha Indonesia (PMUI) mengklarifikasi sejumlah kabar simpang-siur yang beredar tentang aksi IPO (Initial Public Offering) perseroan, Kamis (10/7).

Sebelumnya, rencana debut saham PMUI hampir ditunda. Satu malam sebelum hari seremoni IPO, muncul informasi dari pusat kontak Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa IPO PMUI dibatalkan. Namun, pihak BEI segera menyangkal kabar itu dan menyatakan pencatatan saham perdana PMUI akan tetap berjalan sesuai jadwal di prospektus.

Sejalan dengan informasi itu, berbagai dugaan di balik hampir batalnya IPO PMUI pun beredar, termasuk laporan sejumlah media tentang saham IPO yang tidak terjual 100 persen di pasar dan underwriter tak menyanggupi menyerapnya.

Akan tetapi, Direktur Utama Prima Multi Usaha Indonesia, Agus Susanto menyangkal kabar itu. Menurutnya, hanya ada sedikit problem dari sisi pemenuhan persyaratan teknis.

"Masalah itu [saham yang tidak terserap] tidak ada," katanya di Main Hall BEI, Kamis. "Jadi pada saat itu kami sudah dapat investor strategis dan itu sudah beres. Jadi masalah yang ramai itu sebenarnya mispersepsi, miskomunikasi. Itu saja."

Saat ditanya siapa investor strategis tersebut, ia menolak memperinci karena berkaitan dengan klausul kerahasiaan dalam ketentuan investasi.

Ia pun membantah isu tentang wanprestasi antara perseroan dan underwriter IPO-nya, Korean Investment & Sekuritas Indonesia (KISI). "KISI juga sudah sangat mendukung kami. Makanya bisa dilakukan IPO. Kami juga bekerja sama dengan semua lembaga profesi penunjang," katanya.

Target pertumbuhan dan strategi PMUI setelah IPO

Ramai IPO pada 10 Juli 2025. (Fortune Indonesia/Tanayastri Dini)

Pada 2025, PMUI membidik target pertumbuhan pendapatan sebesar 10 persen. Salah satu strategi adalah ekspansi berbekal dana IPO. Sebelumnya, perseroan mencetak penjualan neto Rp3,22 triliun pada 2024, dengan laba bersih Rp49,46 miliar.

Melalui IPO, Prima Multi Usaha Indonesia menerbitkan 1,16 miliar saham baru atau 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Dengan harga penawaran Rp180 per saham, nilai penawaran umum PMUI adalah Rp208,80 miliar. Berikut ini alokasi penggunaan dana IPO PMUI:

  • Sekitar 44,39 persen untuk modal kerja perseroan berupa pembelian persediaan.

  • Sekitar 29,27 persen untuk memberikan pinjaman kepada entitas anak, PT Graha Prima Mentari Tbk dengan suku bunga pinjaman 9 persen dan jangka waktu pinjaman 5 tahun.

Secara detail, Graha Prima Mentari akan menggunakan dana untuk:

- Sekitar 33,33 persen untuk pembelian tanah yang memiliki sumber mata air untuk keperluan pabrik AMDK (Air Minum dalam Kemasan).

- Sekitar 33,33 persen untuk melunasi utang pokok kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

- Sekitar 30 persen untuk pembelian mesin yang akan digunakan untuk melakukan produksi pabrik AMDK.

- Sisanya untuk modal kerja, khususnya terkait pabrik yang akan dibangun.

Selanjutnya, dana yang dikembalikan oleh anak usaha dari pelunasan pinjaman akan PMUI gunakan sebagai modal kerja, khususnya untuk ekspansi.

  • Sekitar 26,34 persen untuk pembelian tanah dan bangunan milik pihak afiliasi perseroan.

Editorial Team