Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan 2025 dengan penguatan sebesar 21,92 persen ke level 8.646,94 sepanjang tahun. Di balik laju IHSG itu, ada berbagai fakta yang telah dirangkum dalam kaleidoskop pasar modal Indonesia 2025.
Salah satu fakta yang banyak disoroti adalah momentum dari saham-saham konglomerasi. Stockbit Sekuritas mencatat, pergerakan saham konglomerasi terakselerasi pada 2025, setelah adanya tren kenaikan pada 2023 dan 2024.
"Sehingga dapat menopang IHSG ketika harga saham big 4 banks mengalami tekanan, hingga berhasil mendorong IHSG naik 22,1 persen dan mencapai rekor all-time high," demikian menurut tim analis Stockbit dalam risetnya, dikutip Rabu (31/12).
Sebagai konteks, selama perdagangan 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, IHSG menyentuh level ATH sebanyak 24 kali. Pembalikan arah dari pergerakan IHSG sendiri terjadi pada semester-II 2025.
Kebijakan yang pasar modal implementasikan setelah koreksi dalam pada April 2025 akibat pengumuman tarif Amerika Serikat (AS), turut berperan dalam mengatasi risiko gejolak pasar saat itu. Misalnya, implementasi trading halt, penyesuaian ketentuan ARB (auto reject bawah), juga aturan terkait buyback saham oleh emiten tanpa RUPS.
"Sehingga ATH kita tercapai pada 8 Desember di 8.711. Kapitalisasi pasar menembus Rp16.000 triliun," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman.
