BEI: 2 IPO Lighthouse Siap di Antrean Q1-2026, Susul CDIA dkk

Jakarta, FORTUNE — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan akan ada 2 calon emiten berkriteria perusahaan mercusuar atau lighthouse dalam antrean IPO saham pada kuartal-I 2026.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan, kedua calon perusahaan terbuka itu berasal dari sektor infrastruktur dan pertambangan.
"Secara total, dalam pipeline IPO saham saat ini masih ada sekitar 7 calon perusahaan terbuka [selain calon emiten lighthouse]," kata Nyoman kepada Fortune Indonesia setelah seremoni penutupan perdagangan bursa 2025, Selasa (30/12).
Sebagai konteks, IPO lighthouse merupakan pencatatan saham perdana dari perusahaan yang memenuhi 2 kriteria utama, yaitu: mempunyai kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun dan free float saham paling tidak 15 persen.
Sebelumnya, terdapat 6 perusahaan mercusuar yang mencatakan saham di bursa efek sepanjang 2025, yaitu: PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), dan PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA).
Secara menyeluruh, ada 26 emiten baru yang melantai di bursa. Angka tersebut kurang dari target IPO pada 2025, yaitu 45 perusahaan terbuka baru. Akan tetapi, jumlah nilai emisi IPO saham pada 2025 mencapai Rp18 triliun, lebih tinggi dari realisasi pada 2024, yaitu Rp14,3 triliun.
Salah satu katalisnya, karena jumlah IPO perusahaan mercusuar pada 2025 melampaui target. "Target kami hanya 5, tetapi berhasil terwujud 6 [IPO lighthouse di 2025]," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers penutupan perdagangan 2025.
Lebih lanjut, selain efek saham, BEI melaporkan total pencatatan efek baru lain yang mencakup: 181 emisi obligasi dan sukuk, 3 ETF, 1 Efek Beragun Aset, serta 647 waran terstruktur sepanjang 2025.











