Jakarta, FORTUNE - Bagaimana prospek emiten ritel grup Alfa di sisa waktu 2025, jika mengacu pada kinerjanya pada semester-I 2025?
Pada paruh pertama 2025, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8 persen (YoY) menjadi Rp63,8 triliun. Itu berkat pertumbuhan kuat di luar jawa. Tingkat Same Store Sales Growth (SSSG) AMRT masih positif 2,64 persen secara year to date.
Namun, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Abyan Yuntoharjo, mencatat adanya penurunan SSSG jika melihat data kuartal-II 2025 saja. Itu akibat penurunan SSSG di Jawa, khususnya Jawa Timur (-6,8 persen, YoY) karena melemahnya pasar tenaga kerja.
Abyan memproyeksikan SSSG AMRT tetap lemah pada semester-II 2025 seiring dengan basket size yang diprediksi mengecil. "Seiring dengan melemahnya SSSG, ekspansi toko diperkirakan akan mendorong pertumbuhan [AMRT] di semester-II 2025," demikian menurut Abyan dalam risetnya, dikutip Jumat (15/8).
Secara bersamaan, margin laba kotor perseroan membaik karena meningkatnya persyaratan prinsipal, intensitas promo lebih rendah, serta kontribusi yang lebih besar dari kategori dengan margin lebih tinggi. Contohnya, produk beku dan non-makanan.
Dari segi kinerja, MASI memprediksi AMRT akan mencetak pendapatan senilai Rp131,29 triliun dan laba bersih hampir Rp3,39 triliun pada 2025. Abyan menetapkan target harga Rp2.600 untuk AMRT, yang mengindikasikan rasio price to earning (P/E) sebesar 26,8 kali. Katalisnya adalah posisi modern trade AMRT yang lebih dominan serta eksposur konsumen. Sementara itu, EPS (earning per share) diprediksi tumbuh 7,5 persen pada 2025.
Abyan menambahkan, risiko yang dapat menekan kinerja AMRT pada sisa waktu 2025, mencakup: SSSG yang lemah dan optimalisasi pusat distribusi yang tertunda.