Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengintip Prospek Saham TPIA Selepas Pengumuman Investasi dari Danantara dan INA

Pabrik Pt Chandra asri tbk (TPIA)/Dok. Chandra asri

Jakarta, FORTUNE - Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menguat hampir 4 persen pada Selasa (17/6). Penguatannya bahkan sempat mencapai 7,6 persen pada awal perdagangan.

Dikutip dari IDX Mobile, harga TPIA naik 3,54 persen ke Rp10.250 pada Selasa sore, selepas mengalami koreksi pada awal pekan ini. Selama sepekan terakhir, harga TPIA bahkan telah melemah 2,61 persen.

Penguatan harga TPIA berkaitan dengan pengumuman penjajakan investasi Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara) dan Indonesia Investment Authority (INA) di proyek pabrik Chlor Alkali Ethylene Dichloride (CA-EDC) perseroan.

"Proyek bernilai sekitar Rp13 trilliun akan meningkatkan kapasitas produksi bahan baku penting seperti soda kaustik dan Ethylene dichloride," demikian menurut tim analis Mirae Asset Sekuritas, Selasa.

Setelah sejumlah aksi korporasi, Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas, Reydi Octa mengatakan, sentimen positif terhadap prospek TPIA turut diperkuat dengan masuknya investasi dari Danantara dan INA tersebut.

Reydi menilai, investasi dari Danantara mencerminkan pendekatan ekspansi yang progresif, namun tetap memperhatikan aspek kehati-hatian. Meski perusahaan tengah menghadapi tekanan keuangan jangka pendek, seperti rugi bersih dan margin laba yang tertekan, prospek jangka panjang TPIA tetap dipandang menjanjikan.

"Dengan posisi yang strategis di industri energi, kimia, dan transisi energi, TPIA dinilai sebagai emiten menarik bagi investor yang mengincar pertumbuhan berkelanjutan," jelas Reydi kepada Fortune Indonesia, Selasa sore.

Selain itu, TPIA juga tengah mempersiapkan IPO anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi (CDI), yang berpotensi menjadi katalis positif bagi harga saham induknya. Dengan rencana IPO CDI, pasar dapat menilai langsung kinerja dan valuasi anak usaha ini secara independen.

Apabila CDI mendapat valuasi tinggi, maka nilai wajar TPIA sebagai pemegang saham mayoritas akan ikut terdongkrak, dan membuka potensi nilai tersembunyi (hidden value) yang selama ini belum terefleksi penuh dalam harga saham TPIA.

Reydi mencatat, saham TPIA sedang menguji level resisten di Rp10.650. "Jika level ini berhasil ditembus dan dikonfirmasi sebagai support baru, maka ada potensi penguatan lanjutan menuju rekor tertinggi sebelumnya di Rp11.225, bahkan membuka peluang untuk melanjutkan reli seperti saham konglomerasi lain milik Prajogo Pangestu," katanya.

Selain kabar investasi Danantara dan INA, perusahaan kongsi TPIA dan Glencore, Aster Chemicals and Energy dikabarkan telah setuju untuk mengambil alih seluruh kepemilikan atas fasilitas condensate splitter dan aset terkait milik PCS Pte. Ltd. di Pulau Jurong, Singapura.

"Aster juga berencana untuk melakukan revitalisasi terhadap fasiliats tersebut, sehingga kapasitas total pengolahan minyak Aster akan meningkat dari 237.000 barel per hari menjadi lebih dari 300.000 barel per hari," catat Investment Analyst Stockbit, Theodorus Melvin, Selasa siang.

Sebelum ini, Aster Chemicals and Energy juga mengungkapkan rencana akuisisi Chevron Phillips Singapore Chemicals, yang saat ini mengoperasikan fasilitas polietilena berkapasitas 400.000 ton per tahun di Pulau Jurong.

Manajemen TPIA menyampaikan akuisisi itu menjadi langkah besar yang akan mendongkrak kapasitas produksi tahunan dari 4,2 juta ton menjadi 17,2 juta ton. Seiring peningkatan kapasitas tersebut, pendapatan perusahaan juga diperkirakan melonjak hingga lima kali lipat dalam dua tahun mendatang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us