Sepanjang 2024 ,OMED membukukan pendapatan senilai Rp1,88 triliun, naik dari Rp 1,73 triliun pada 2023. Sementara itu laba bersih tercatat sebesar Rp324 miliar, dengan margin laba bersih sebesar 17,2 persen.
Pertumbuhan ini menjadi fondasi perseoran untuk melangkah ke depan. Ini juga mencerminkan diversifikasi produk dan efisiensi operasional perseroan.
Pada tiga bulan pertama 2025 saja, OMED membukukan Rp436,3 miliar. Nilai ini meningkat 2,1 persen dibandingkan periode tahun sebelumya. Sementara itu EBITDA periode ini mencapai Rp98,4 miliar dengan margin sebesar 22,6 persen, dengan laba bersih mencapai Rp73,1 miliar dan margin sebesar 16,8 persen.
Kondisi ini mendorong perseroan untuk meningkatkan kapasitas produk agar terus menjaga keberlanjutan usaha. Herlien menyebut bahwa OMED telah memperoleh izin operasional dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk mengoperasikan mesin electron beam (E-Beam).
Mesin E-Beam akan digunakan untuk proses sterilisasi dan melengkapi fasilitas sterilisasi ETO (Etilena Oksida) yang telah dimiliki perseroan di Pabrik Mojoagung. Teknologi ini memungkinkan proses sterilisasi produk dilakukan dalam waktu kurang dari satu menit, jauh lebih cepat dibandingkan metode ETO yang memerlukan 8 hingga 12 jam, dengan limbah residu yang sangat minim.
"Keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat mempercepat waktu produksi dan meningkatkan daya saing produk OMED, khususnya dalam menghadapi pasar ekspor," ujar Herlien.
Selain melakukan peningkatan kapasitas produk, OMED juga menjalin kemitraan global guna memperkuat posisinya di pasar domestik. Adapun kemitraan dijalin dengan FreseniusKabi dari Jerman, serta perusahaan dari Jepang, Perancis, dan India dalam bentuk manufaktur bersama dan co-branding.
Terkait ekspansi ke pasar global, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi ekspor dengan fokus utama Amerika Serikat. Strategi ini dipilih seiring meningkatnya permintaan alat kesehatan global dan dinamika geopolitik yang mendorong diversifikasi pasokan.
Menurut Direktur Marketing dan Sales Louis Krisnadi Hartanto, ekspansi pasar global adalah strategi jangka panjang dalam merespons dinamika pasar internasional karena dapaet meningkatkan daya saing produk.