Jakarta, FORTUNE - PT Petrosea Tbk (PTRO) dan emiten migas afiliasi Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), menyelesaikan akuisisi atas seluruh kepemilikan saham di Grup Hafar.
Dalam akuisisi tersebut, Petrosea mengakuisisi kepemilikan saham di Grup Hafar sebesar 51 persen melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction. Di lain sisi, Rukun raharja mengambil alih sisa 49 persen saham grup tersebut.
Sebagai konteks, Grup Hafar merupakan perusahaan bidang EPCI (engineering, procurement, construction, and installation) serta pelayaran untuk mendukung industri migas lepas pantai (offshore). Perusahaan itu menawarkan berbagai layanan melalui entitas anaknya: PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) dan PT Hafar Daya Samudera).
Secara detail, Petrosea membeli masing-masing 51 persen saham di PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) dan PT Hafar Daya Samudera (HDS). Nilai transaksi akuisisi saham Grup Hafar oleh PTRO berjumlah hampir Rp400 miliar.
Sementara Rukun Raharja mengakuisisi 49 persen saham di masing-masing entitas itu. Namun, RAJA tak memperinci nilai transaksi tersebut.
Presiden Direktur Petrosea, Michael, mengatakan perseroan terus memperkuat kapabilitas di bidang EPCI lepas pantai (offshore) secara terintegrasi. "Dengan mengadopsi kemajuan teknologi dan pengoptimalan kompetensi teknis multidisiplin yang mencakup seluruh value chain dari hulu ke hilir demi mendukung potensi industri migas serta hilirisasi minerba dan migas nasional," kata Michael dalam keterangan resminya, Jumat (15/8).
Sejalan dengan itu, Presiden Direktur RAJA, Djauhar Maulidi, mengatakan perseroan akan memperluas portofolio di sektor midstream, EPCI, dan perkapalan, sekaligus memperluas rantai pasok energi. Itu juga selaras dengan peta jalan bisnis perseroan dalam jangka panjang.
"Kami meyakini kolaborasi ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan serta mempercepat pertumbuhan perseroan ke depan," kata Djauhar dalam keterangannya.
Sejak didirikan pada 2007, Grup Hafar telah mengerjakan sejumlah proyek migas, termasuk untuk PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka), Petroliam Nasional Berhad (PETRONAS), serta PT Freeport Indonesia.