Jakarta, FORTUNE - Organisasi pengkespor minyak dunia, OPEC+, memutuskan untuk mengerek produksi minyak mentah pada Agustus 2025 menjadi 548.000 barel per hari. Kebijakan ini menyebabkan harga minyak dunia turun.
Kenaikan ini jauh melampaui tambahan produksi bulanan sebelumnya yang hanya 411.000 barel per hari untuk periode Mei hingga Juli, serta 138.000 barel per hari pada April. Sejumlah negara yang sepakat menaikkan produksi tersebut, yakni Arab Saudi, Rusia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, Irak, Kazakhstan, dan Aljazair.
Dilansir dari Reuters, peningkatan ini dikarenakanOPEC+ ingin mendapatkan kembali pangsa pasarnya, meski berisiko menekan harga dan penjualan, setelah beberapa waktu terakhir minyak mentah menghadapi pelemahan permintaan, terutama dari konsumen terbesar seperti Cina.
"Impor minyak mentah Cina hampir tidak naik dalam lima bulan pertama tahun ini," demikian tulis Reuters, Senin (7/7).
Dengan kebijakan terbaru ini, diperkirakan sekitar 80 persen dari total pemangkasan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari dari delapan anggota OPEC akan kembali mengalir ke pasar.
Sementara itu, laporan Bloomberg menyebutkan bahwa OPEC+ yakin pasar akan mampu menyerap tambahan pasokan seiring melonjaknya konsumsi nergi elama musim panas. Langkah ini juga diliai sebagai respons atas desakan Presiden AS Donald Tump yang mendorong harga bahan bakar lebih terjangkau.
"Kenaikan ini memperkuat perubahan strategi yang dramatis, dari pembatasan produksi selama bertahun-tahun. Ini menjadi pembukaan kembali keran untuk merebut kembali pangsa pasar,"demikian dikutip dari Bloomberg, Senin (7/7).
Sejalan dengan itu, Arab Saudi mengatakan akan meningatkan harga jual minyak mentah untuk pasar Asia. Bloomberg menyatakan langkah Arab ini menandakan pasar mampu menyerap tambahan volume dari blok produsen tersebut.
Dalam pernyataan resminya pada Sabtu, OPEC+ menyebut keputusan ini dilandasi oleh prospek ekonomi global yang stabil serta fundamental pasar yang sehat. Sejumlah negara yang tegabung dalam organisasi tersebut dan menyepakati ialah Arab Saudi, Rusia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, Irak, Kazakhstan, dan Aljazair.
Pasca keputusan ini, Senin (7/7) pukul 12:32, Trading Economics mencatat harga minyak mentah WTI turun 0,26 persen dalam sehari ke level US$66,2 per barel. Sementara turun 0,39 persen dalam sehari menjadi US$68,02 per barel.