Jakarta, FORTUNE - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyetujui pelimpahan kewenangan strategis kepada Dewan Komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025 yang digelar Selasa (16/12).
Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyepakati dua agenda utama: perubahan Anggaran Dasar, dan pelimpahan wewenang penetapan anggaran tahunan.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan bahwa perubahan Anggaran Dasar dilakukan untuk menyelaraskan aturan internal perusahaan dengan Undang-Undang tentang BUMN. Langkah ini diambil untuk mempercepat proses pengambilan keputusan.
"Hal ini berkaitan dengan arahan Kementerian BUMN terkait penyesuaian Anggaran Dasar serta pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk memberikan persetujuan atas RKAP Tahun 2026 dan RJPP Periode 2026–2030," kata Arsal dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (17/12).
Poin krusial dalam RUPSLB ini adalah pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk mengetok palu Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
Sebelumnya, penetapan ini harus dilakukan melalui mekanisme RUPS. Dengan aturan baru, RKAP dan RJPP cukup disetujui oleh Dewan Komisaris setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham Seri B terbanyak.
"Melalui RUPSLB ini, PTBA berharap proses perencanaan dan pengambilan keputusan strategis ke depan dapat berjalan lebih efektif dan responsif," kata Arsal.
Selain agenda rapat, manajemen PTBA juga memaparkan kinerja operasional sepanjang 2025 yang penuh tantangan akibat tren penurunan harga batu bara global.
Hingga 30 September 2025, PTBA membukukan pendapatan Rp31,3 triliun, naik 2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Di tengah tekanan harga jual, perseroan berhasil menjaga profitabilitas dengan mencatatkan laba bersih Rp1,4 triliun.
Manajemen optimistis kinerja akan membaik pada pengujung tahun dengan strategi efisiensi biaya dan optimalisasi pasar domestik. Produksi batu bara PTBA diproyeksikan tumbuh 9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ditopang oleh kenaikan volume angkutan dan penjualan yang masing-masing tumbuh 6 persen.
