Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menantang pejabat Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk meningkatkan jumlah perusahaan tercatat di pasar modal hingga menyentuh 1.000. Saat ini jumlah emiten di bursa efek mencapai 824, ditambah dengan puluhan perusahaan yang masih mengantre (pipeline) untuk menggelar penawaran saham perdana (IPO).
"Yang di pipeline masih 40 [-an]...Saya rasa masih akan bisa kita tingkatkan terus," ujarnya dalam peresmian penutupan perdagangan BEI, Jumat (30/12).
Dia mengatakan kondisi pasar modal Indonesia tahun ini cukup menggembirakan di tengah ancaman ketidakpastian global yang terus meningkat. Salah satu indikator yang menjadi sorotannya adalah jumlah investor individual yang mencapai 10 juta dan didominasi usia di bawah 40.
"Ini adalah gambaran yang luar biasa," katanya.
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan jumlah investor individual muda di Indonesia memberikan harapan terhadap perekonomian dalam negeri di tengah ancaman perlambatan ekonomi global tahun depan.
Pasalnya, 2022 bukan tahun mudah bagi bursa efek di seluruh dunia. Memanasnya kondisi geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina telah membuat tahun yang seharusnya menjadi momentum pemulihan ekonomi pascapandemi menjadi tahun penuh kabar buruk.
"Seluruh pelaku ekonomi dunia yang besar, semua pertumbuhan ekonominya direvisi ke bawah secara signifikan. Dan ini bukan sekedar masalah pelemahan ekonomi. Kondisi geopolitik yang luar biasa menyebabkan disrupsi sisi suplai menjadi makin akut setelah pandemi," ujarnya.