Akhir Bulan, Charoen Pokphand Bagi Dividen Rp100 per Saham

Jakarta, FORTUNE - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengumumkan pembagian dividen interim tahun buku 2023 dengan niilai Rp100 per lembar. Kapan pembagiannya akan berlangsung?

Berdasarkan pengumuman resmi dari Charoen Pokphand sesuai keputusan Direksi dan persetujuan Dewan Komisaris pada 6 November, total nilai dividennya mencapai hampir Rp1,64 triliun. Dividen itu tidak disertai dengan efek bersifat ekuitas selain saham yang bisa dikonversi menjadi saham.

Lebih lanjut, Corporate Secretary Charoen Pokphand Indonesia, Hadijanto Kartika mengatakan, data keuangan perseroan yang menjadi dasar pembagian dividen ialah: laba bersih senilai Rp2,67 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya dengan nilai hampir Rp28,83 triliun, serta total ekuitas senilai hampir Rp29,02 triliun.

Keputusan untuk membagikan dividen itu terjadi di tengah koreksi laba bersih CPIN dari Rp3,19 triliun pada 9 bulan pertama 2022 menjadi Rp2,67 triliun di periode serupa pada 2023. Laba per saham dasar perseroan pun menurun dari Rp194 menjadi Rp163.

Adapun, per 30 September 2023, Charoen Pokphand membukukan penjualan neto sebesar hampir Rp47,13 triliun. Angka itu bertumbuh dari hampir Rp43,44 triliun pada periode serupa di 2022.

Lalu, bagaimana jadwal pembagian dividennya? Berikut ini perinciannya.

Yang terpenting, tanggal pembayaran dividen selambat-lambatnya akan jatuh pada 29 November 2023. Sebelum itu, akan ada serangkaian agenda yang mesti investor ingat dan perhatikan, yakni:

• Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 16 November 2023.
• Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 17 November 2023.
• Tanggal cum dividen di pasar tunai: 20 November 2023.
• Tanggal ex dividen di pasar tunai: 21 November 2023.
• Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 20 November 2023, pukul 16 00 WIB.

Sebelumnya, CPIN terakhir membagikan dividen untuk tahun buku 2021 pada 23 Mei 2022. Saat itu, dividen per saham bernilai Rp108 per lembar, sedangkan totalnya mencapai Rp1,77 triliun. Angka tersebut didasari oleh laba bersih 2021 sebesar Rp3,62 triliun, saldo laba ditahan yang tak dibatasi penggunaannya (Rp24,96 triliun), dan ekuitas sejumlah hampir Rp25,15 triliun.