MARKET

Genjot Ekspansi, Data Center, Emiten Toto Sugiri Siapkan Capex Rp500 M

Realisasi capex di paruh pertama sudah hampir separuhnya.

Genjot Ekspansi, Data Center, Emiten Toto Sugiri Siapkan Capex Rp500 MIlustrasi pusat data. (Shutterstock/Gorodenkoff)
31 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan bisnis pusat data, yang terafiliasi dengan Anthoni Salim,  PT DCI Indonesia Tbk (DCII), menggencarkan ekspansi pada 2022. Perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp500 miliar yang sebagian dipenuhi dari kas internal. 

Direktur Keuangan DCI Indonesia, Evelyn, mengatakan belanja modal tahun ini bakal difokuskan untuk ekspansi pusat data, khususnya di Cibitung, Jawa Barat. Gedung pusat data perusahaan yang bernama DCI Hyperscale 1 memiliki kapasitas tenaga lebih dari 300 megawatt, serta menggunakan sumber energi berbahan dasar gas.

Hingga paruh pertama 2022, belanja modal sudah direalisasikan hampir setengahnya. “Mayoritas untuk ekspansi pusat data, progress pemenuhan kapasitas,” ujarnya dalam sesi paparan publik, Rabu (31/8).

Selain di Cibitung, perseroan juga membangun DCI Hyperscale 2 di Karawang, dengan kapasitas tenaga lebih dari 600 megawatt. Ke depan, fasilitas itu diklaim mampu menghasilkan renewable energy lebih dari 30 megawatt.

Langkah itu beriringan dengan strategi perseroan untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberi nilai tambah lebih banyak kepada para pelanggan.

Ekspansi ke pusat data hijau

Perseroan juga berencana mendirikan DCI Hyperscale 3 di Bintan, dengan kapasitas tenaga lebih dari 1.000 megawatt. Pada fasilitas tersebut, perseroan akan punya pusat data hijau yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai sumber tenaga utama.

Menurut Presiden Direktur DCI Indonesia, Toto Sugiri, DCII sebagai pemain punya peran penting dalam mengurangi emisi karbon di Tnah Air. “Salah satu bukti nyata DCI meningkatkan efisiensi dalam menjalankan operasional pusat data, dengan mengimplementasikan teknologi AI dan menerapkan hyperscale design yang efisien,” jelasnya.

Perseroan pun meminta ECOVADIS–lembaga penilaian independen–untuk mengulas penerapan lingkungan keberlanjutannya. Hasilnya, perseroan mengantongi peringkat silver sehingga dinilai mampu mengimplementasikan, meninjau, dan meningkatkan prinsip-prinsip keberlanjutan di setiap aspek operasional.

Proyeksi pertumbuhan ke depan

Kehadiran fasilitas hyperscale itu nantinya penting bagi pertumbuhan DCI Indonesia. Sebab, fasilitas itu akan dimanfaatkan oleh para existing tenant dengan potensi pertumbuhan signifikan ke depannya. 

“Kami akan menikmati hasil pertumbuhan yang mereka dapat (juga),” katanya. 

Pada semester I 2022, DCI Indonesia membukukan kenaikan pendapatan 22 persen (YoY) jadi Rp458 miliar, dari Rp375 miliar. Laba bersihnya juga melonjak 29 persen (YoY) dari sebelumnya Rp111 miliar menjadi Rp143 miliar. Margin laba bersihnya pun meningkat dari 29 persen jadi 31 persen.

Hal itu diraih berkat optimalisasi sejumlah strategi dan inovasi, termasuk fokus perseroan pada tiga tantangan utama industri yang semakin kompetitif, meliputi: pemenuhan permintaan pasar, kompetisi di tengah lahirnya pemain baru, dan memastikan kepatuhan terhadap aspek ESG.

“Saat ini, kami masih proyeksikan, dari sisi pendapatan dan laba bersih masih dapat tumbuh dua digit hingga akhir 2022,” imbuh Evelyn.

Related Topics