MARKET

Jelang Rilis Data Ekonomi, IHSG Diprediksi Menguat Terbatas

Investor cermati perkembangan data inflasi dan Covid-19.

Jelang Rilis Data Ekonomi, IHSG Diprediksi Menguat TerbatasANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
02 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan kembali menguat terbatas pada Rabu (2/2), setelah melemah 0,21 persen di level 6.631 sehari sebelum Imlek. Investor menunggu hasil pengumuman rilis data pertumbuhan ekonomi dan inflasi dalam negeri.

Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan mengatakan, IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan kenaikan volume namun stochastic mulai menyempit. Ini mengindikasikan rentang penguatan akan terbatas. Investor akan mencermati rilis data inflasi dari dalam negeri serta perkembangan kasus baru Covid-19," kata Dennies dikutip dari risetnya, Rabu (2/2). 

IHSG akan melaju di level support 6.599–6.615 dan resistance 6.658–6.685. Sejumlah saham yang dia rekomendasikan dipantau pada perdagangan hari ini yakni MNCN, PTPP, DSNG, BBRI, ELSA, BRIS, TOWR, BGTG, WSKT, dan SSMS.

Sentimen Lain

Senada, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya juga memperkirakan pada pekan pendek pasca libur imlek IHSG akan mengalami kenaikan, kendati tak signifikan. Potensi penguatan mulai terlihat namun belum menunjukkan pola pergerakan IHSG akan meninggalkan rentang konsolidasinya.

"Rilis data perekonomian terkait inflasi yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi stabil dan terkendali dapat menjadi salah satu sentimen yang dapat menopang pergerakan IHSG hari ini," ujarnya dalam riset, Rabu (2/2).

Dia merekomendasikan saham GGRM, JSMR, HMSP, CTRA, ASRI, PWON, BBCA untuk dipantau hari ini. 

Meski ekonom India kurang bergairah, negara itu berkomitmen menggandakan stimulus dan mengandalkan pasar surat utang atau obligasi guna melakukan peminjaman. Dengan begitu, akan ada lebih banyak uang yang dibelanjakan, sehingga akan memicu pertumbuhan.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas, Maximilianus Nico Demus dalam riset hariannya mengatakan, selain rilis data ekonomi, harga komoditas yang masih menguat diharapkan membantu menyokong laju IHSG hari ini. 

Dengan harga batu bara di atas US$200 per metrik ton dan peran Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara terbesar, kebijakan pelarangan ekspor berdampak cukup signifikan pada pasokan batu bara saat ini.

Bursa ICE Newcastle mencatat batu bara kontrak Februari masih dihargai di level US$226,25 per metrik ton pada penutupan perdagangan Jumat (28/1/2022). Itu turun 1,50 poin dari perdagangan hari sebelumnya. Sementara untuk kontrak Maret, bursa memperdagangkan batu bara di level US$203,50 per metrik ton, turun 1,25 basis poin dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Selain itu, batu bara untuk kontrak April masih cukup panas yakni US$185,55 per metrik ton. Untuk saat ini, kenaikan mendekati US$230 per metrik ton, yang tertinggi sejak akhir Oktober 2021.

Menurut Nico dan tim, pelonggaran ekspor terhadap 171 perusahaan sejak 20 Januari pun belum membantu meringankan permintaan pasar. Padahal, permintaan batu bara di Eropa melonjak karena naiknya harga di wilayah itu.

“Sehingga apabila pemerintah masih membatasi kebijakan ekspor tentu ini dapat mempengaruhi harga batu bara dunia melanjutkan penguatannya dimana pasokan dan permintaan saat ini masih belum menemukan titik equilibrium,” paparnya.

Related Topics