MARKET

Pemilik Bioskop XXI Mau IPO, Bidik US$1,1 M, Benarkah?

Pemilik Cinema XXI kabarnya mau IPO paling tidak 2023.

Pemilik Bioskop XXI Mau IPO, Bidik US$1,1 M, Benarkah?CEO Cinema XXI, Hans Gunadi. (Cinema XXI)
02 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemilik jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya, kabarnya berniat melantai di Bursa Efek Indonesia. Aksi korporasi itu berpotensi menghimpun dana hingga US$1,1 miliar.

Melansir Bloomberg, Jumat (2/12), menurut sumber anonim, perusahaan disebut tengah berdiskusi dengan penasihat terkait potensi penawaran, yang bisa dilaksanakan paling cepat pada 2023. “Penawaran saham itu berpeluang menghasilkan dana di kisaran US$500 juta sampai dengan US$1,1 miliar,” kata sumber itu.

Adapun, diskusi itu masih berada di tahap awal sehingga perincian IPO, seperti jadwal dan nilai emisi, masih bisa berubah.

Fortune Indonesia telah menghubungi tim Cinema XXI guna mengonfirmasi kabar ini. Dewinta Hutagaol, Head of Corporate Communications & Brand Management, Cinema XXI menyatakan, "Kami telah membaca artikel yang dimaksud. Namun, kebijakan perusahaan adalah untuk tidak menanggapi rumor pasar."

Jaringan bioskop terbesar di Indonesia

Dari segi jangkauan, Cinema XXI atau 21 Cineplex merupakan jaringan bioskop terbesar di Tanah Air, yang telah berdiri lebih dari tiga dekade. Per Januari 2022, Cinema XXI punya 1.212 layar di 224 lokasi bioskop, tersebar di lebih dari 60 kota secara nasional.

Dalam lima tahun ke depan, Cinema XXI menargetkan ekspansi sampai memiliki 2.000 layar. “Tahun 2022 adalah tahun yang krusial untuk kami sebagai masa pemulihan,” kata CEO Cinema XXI, Hans Gunadi kepada Fortune Indonesia di paruh pertama 2022.

Selain ekspansi jaringan, perusahaan pun berinovasi lewat aplikasi M-Tix, yakni menciptakan fitur M-Food. Fitur itu memungkinkan para pengunjung Cinema XXI memesan makanan-minuman lebih dulu sebelum sampai ke bioskop, sehingga tak perlu antre. Ada juga fitur Partner Loyalty Rewards.

Selain itu, saat pandemi, Cinema XXI juga mendiversifikasi pendapatan dengan menghadirkan layanan sewa studio. Baik itu untuk menonton maupun kegiatan bisnis bagi para perusahaan.

Sejak 2019, perusahaan pun sudah mempersiapkan platform OTT (over the top), tetapi peluncuran ke publiknya ditunda. “Karena kami belum yakin dengan model bisnis yang ada selama ini. Tapi tak menutup kemungkinan di masa mendatan gkami juga akan memiliki platform streaming sendiri,” ujar Hans.

Cinema XXI pun yakin bioskop tak akan digantikan oleh platform-platform streaming karena alasan pengalaman menonton. Menurut studi Global Entertainment & Media Outlook (2021-2025) dari PwC, adopsi bioskop masih menduduki posisi kedua setelah virtual reality (VR), dengan CAGR 29 persen.

Related Topics