Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
instagram. com / United tractors. career
instagram. com / United tractors. career

Intinya sih...

  • PT United Tractors Tbk (UNTR) likuidasi anak usahanya, PT Tambang Karya Supra (TKS), karena tidak melakukan kegiatan operasional sejak 2016.

  • Likuidasi anak perusahaan ini tidak berdampak secara material terhadap kegiatan operasional, hukum dan kondisi keuangan UNTR saat ini.

  • United Tractors mencatat penurunan laba bersih 15 persen menjadi Rp5 triliun, dengan peningkatan kontribusi dari bisnis pertambangan emas dan alat berat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Emiten produsen alat berat dan pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR) likuidasi anak usahanya, PT Tambang Karya Supra (TKS). Hal ini dilakukan karena perusahaan tersebut tidak melakukan kegiatan operasional (dormant) sejak 2016.

Corporate Secretary UNTR, Sara K Loebis mengatakan, TKS telah menerima tanda terima tertanggal 22 September 2025 dari Jose Dima S.H. M.Kn., notaris di Jakarta, yang menerangkan bahwa Kementerian Hukum Republik Indonesia (Kemenkum) telah memberikan surat No. AHU-AH.01.11-00034 tertanggal 14 Agustus 2025 perihal berakhirnya status badan hukum.

“Alasan dari likuidasi TKS oleh pemegang saham TKS adalah dikarenakan tidak adanya kegiatan operasional pada TKS sejak tahun 2016 sampai dengan saat ini,” katanya dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/9).

Likuidasi anak perusahaan ini tidak berdampak secara material terhadap kegiatan operasional, hukum dan kondisi keuangan UNTR saat ini.

Likuidasi anak perusahaan Perseroan di atas bukan merupakan Transaksi Material atau Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

United Tractors yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk (ASII), mencatat penurunan laba bersih 15 persen menjadi Rp5 triliun pada semester I 2025.

Penurunan pada bisnis jasa penambangan dan pertambangan batu bara, sebagian diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pertambangan emas dan alat berat.

Dari sisi volume, penjualan alat berat Komatsu meningkat 27 persen menjadi 2.700 unit, terutama didorong oleh peningkatan permintaan dari semua sektor. Pendapatan dari suku cadang dan jasa juga meningkat.

Sementara penyedia jasa penambangan, PT Pamapersada Nusantara, mencatatkan pengupasan lapisan tanah yang lebih rendah 9 persen menjadi 533 juta bank cubic metres, terutama disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

Demikian juga, anak perusahaan UNTR di bidang pertambangan batu bara melaporkan penjualan batu bara miliknya sebesar 7,8 juta ton (termasuk 2,1 juta ton batu bara metalurgi), dibandingkan dengan 7,5 juta ton (termasuk 1,6 juta ton batu bara metalurgi) pada semester pertama tahun 2024. Pendapatan dari bisnis ini terdampak oleh harga batu bara yang lebih rendah.

Bisnis pertambangan emas UNTR melaporkan peningkatan penjualan emas sebesar 14 persen menjadi 125.000 ons, dengan harga emas yang meningkat sebesar 37 persen.

Editorial Team

EditorEkarina .