Jakarta, FORTUNE - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) masih memegang kepemilikan pada 10 ruas jalan tol yang tersebar di Pulau Sumatra dan Jawa, dengan total panjang mencapai 479 kilometer. Seluruh proyek ini merupakan bagian dari penugasan pemerintah yang telah selesai dibangun dan kini beroperasi penuh maupun sebagian.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menegaskan seluruh proyek jalan tol yang dikerjakan perusahaan telah diselesaikan dan kini beroperasi melayani masyarakat. Namun, di tengah proses restrukturisasi keuangan, Waskita berencana melepas kepemilikan pada ruas-ruas tersebut untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur.
“Jalan tol ini merupakan jalan tol yang akan kita lepas. Itu merupakan bagian dari upaya pengembalian kewajiban kita kepada kreditur,” kata Hanugroho dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Selasa (4/11).
Hanugroho menjelaskan, saat ini WSKT tidak melakukan investasi baru pada sektor jalan tol maupun anak usaha. Fokus perusahaan adalah menjaga keberlangsungan operasi dan penyelesaian kewajiban finansial, terutama karena perseroan tidak lagi memiliki fasilitas pinjaman dari perbankan.
“Kita tidak melakukan new investment. Saat ini kita fokus pada konsolidasi dan pengelolaan aset yang ada,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Bisnis Strategik, Portofolio, dan Human Capital Waskita Karya, Rudi Purnomo, menjelaskan bahwa dari 18 ruas yang pernah dimiliki, sebagian besar merupakan bagian dari jaringan tol Trans Jawa.
“Dulu sekitar 60 persen ruas tol Trans Jawa dimiliki oleh Waskita Karya. Dari Kanci–Pejagan, Pejagan–Pemalang, Pemalang–Batang, Solo–Ngawi, hingga Pasuruan–Probolinggo,” ujarnya.
Rudi menambahkan, tahun ini Waskita menargetkan pelepasan dua ruas tol yang telah memiliki calon pembeli strategis, dengan harapan proses transaksi bisa rampung pada Desember 2025.
Selain itu, perusahaan tengah mempercepat penyelesaian konstruksi ruas Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) sepanjang 11 kilometer menuju Sukabumi Barat untuk meningkatkan valuasi aset.
“Kami juga memiliki beberapa ruas minoritas di Jakarta seperti Depok–Antasari yang performanya cukup baik, dan ini juga masuk dalam rencana divestasi,” katanya.
