Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-10 at 10.12.23.jpeg
Presiden Prabowo anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur) dikenal sebagai presiden rakyat yang memperjuangkan kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme.

  • Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto (Jawa Tengah) diabadikan atas perjuangan bersenjata dan politiknya dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.

  • Marsinah (Jawa Timur) menjadi simbol perjuangan sosial dan kemanusiaan dengan keberaniannya memperjuangkan hak-hak buruh dan kemanusiaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa pada peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11). Upacara penganugerahan itu digelar di Istana Negara, Jakarta, dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Dalam acara tersebut, Presiden Prabowo menyerahkan langsung tanda kehormatan kepada para ahli waris penerima gelar pahlawan. Adapun, nama tokoh yang diabadikan tahun ini berasal dari berbagai latar belakang perjuangan — mulai dari dunia militer, pendidikan, hukum, hingga kemanusiaan.

Berikut daftar lengkap sepuluh tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025, jasa dan kiprah mereka bagi bangsa:

10 tokoh Pahlawan Nasional tahun 2025

1. K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)

Dikenal sebagai Gus Dur, sosok ini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas perjuangannya di bidang politik dan pendidikan Islam. Sepanjang hidupnya, Gus Dur memperjuangkan kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme, sekaligus membangun nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa. Ia dikenang sebagai presiden rakyat yang menjembatani perbedaan dan mengajarkan arti kebhinekaan sejati.

2. Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto (Jawa Tengah)

Jenderal Soeharto dikenang atas perjuangan bersenjata dan politiknya dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagai Wakil Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Yogyakarta, ia memimpin aksi pelucutan senjata Jepang di Kota Baru pada 1945 — salah satu momentum penting dalam konsolidasi kekuatan nasional.

3. Marsinah (Jawa Timur)

Nama Marsinah menjadi simbol perjuangan sosial dan kemanusiaan. Lahir dari keluarga petani sederhana di Nganjuk, ia tumbuh dengan semangat kerja keras dan rasa keadilan sosial. Marsinah dikenang karena keberaniannya memperjuangkan hak-hak buruh dan kemanusiaan, meski harus mengorbankan nyawa. Kini, namanya hidup sebagai lambang keberanian rakyat kecil menegakkan keadilan.

4. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat)

Dikenal sebagai arsitek hukum laut Indonesia, Mochtar Kusumaatmadja dianugerahi gelar pahlawan atas jasa-jasanya di bidang hukum dan politik. Gagasannya tentang konsep negara kepulauan menjadi dasar penting dalam Deklarasi Juanda 1957 dan diakui dunia melalui United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

5. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah (Sumatera Barat)

Rahmah El Yunusiyyah dikenal sebagai pelopor pendidikan Islam untuk perempuan. Melalui perjuangan di bidang pendidikan, ia mendirikan sekolah yang mengedepankan kesetaraan akses belajar bagi perempuan. Ulama dan pejuang kemerdekaan ini menjadi inspirasi bagi kemajuan pendidikan Islam di Tanah Air.

6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah)

Sebagai tokoh perjuangan bersenjata, Sarwo Edhie Wibowo menorehkan kiprah sejak masa perang kemerdekaan 1945–1949. Ia memulai karier militernya sebagai komandan kompi dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan dikenal sebagai perwira yang tegas, disiplin, dan berdedikasi tinggi terhadap keutuhan bangsa.

7. Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat)

Sultan Muhammad Salahuddin berperan besar dalam pendidikan dan diplomasi. Pada masa pemerintahannya, ia mendirikan berbagai lembaga pendidikan seperti HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Raba (1921), Sekolah Kejuruan Wanita (1922), serta Sekolah Agama dan Umum di berbagai wilayah kesultanannya. Ia juga dikenal sebagai sosok pemersatu yang menjunjung tinggi martabat rakyatnya.

8. Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur)

Syaikhona Kholil adalah ulama karismatik yang berpengaruh besar dalam dunia pendidikan Islam. Melalui jalur kultural dan sosial, ia membentuk generasi ulama dan pejuang yang kelak menjadi pilar penting pergerakan kemerdekaan. Namanya abadi sebagai guru para pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

9. Tuan Rondahaïm Saragih (Sumatera Utara)

Dikenal sebagai “Napoleon dari Batak”, Tuan Rondahaïm Saragih adalah tokoh perjuangan bersenjata yang memimpin pasukan rakyat melawan kolonialisme Belanda di wilayah Simalungun. Ia berhasil mencatatkan kemenangan penting dalam Pertempuran Dolok Merawan dan Dolok Sagala, yang memperkuat pertahanan rakyat terhadap penjajahan.

10. Zainal Abidin Syah (Maluku Utara)

Sultan Tidore ke-37 ini diakui atas perjuangan politik dan diplomasi yang luar biasa. Sejak memimpin kesultanan pada 1946 hingga wafat pada 1967, Zainal Abidin Syah aktif memperjuangkan posisi Maluku Utara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia serta memperkuat hubungan diplomatik dengan pemerintah pusat.

 

Editorial Team

EditorEkarina .