5 Pasar Tradisional Unik yang Ada di Indonesia

Pasar tradisional jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

5 Pasar Tradisional Unik yang Ada di Indonesia
ilustrasi pasar (unsplash.com/Jacopo Maia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNEPasar Tradisional adalah bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia yang sudah terbangun di sepanjang peradaban Nusantara. Di tengah modernisasi dan kemunculan pasar-pasar modern seperti mall sampai bursa efek Indonesia, tahukah Anda bahwa masih ada sejumlah pasar di Indonesia yang tidak hanya tradisional, namun juga unik dan menarik untuk dikunjungi?

Keberadaan pasar erat dengan masyarakat Indonesia dari zaman ke zaman. Baik sebagai lokasi terjadinya transaksi jual beli barang-barang kebutuhan atau pusat berkumpulnya berbagai aktifitas masyarakat, pasar tampaknya akan terus ada di tengah masyarakat Indonesia.

Pasar tradisional ada juga di banyak negara, namun Indonesia memiliki kekayaan budaya yang memunculkan sejumlah pasar tradisional unik di berbagai daerah, yang bisa jadi daya tarik pariwisata bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri.

Mengutip ulasan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), berikut ini beberapa pasar tradisional unik yang masih beroperasi di Indonesia sampai saat ini.

1. Pasar Terapung Muara Kuin, Banjarmasin.

Pasar Terapung Muara Kuin, Banjarmasin. (Diskominfo Banjarmasin Kota)

Pasar ini sudah eksis selama kurang lebih 400 tahun di atas Sungai Muara Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Destinasi pasar tradisional ini jadi menarik, karena mekanisme perdagangan yang dilakukan di atas Sungai dengan menggunakan perahu dan sistem barter yang dilakukan antar pedagang–disebut Bapanduk.

Biasanya, pasar ini menjual barang-barang kebutuhan konsumsi sehari-hari, mulai dari sayuran, buah-buahan, hasil kebun, kue, ikan, dan dagangan lainnya. Adapun Pasar Terapung Muara Kuin beroperasi mulai jam 5 pagi sampai jam 9 pagi di waktu Indonesia bagian tengah.

2. Pasar Bisu, Tanah Datar.

Pasar Bisu, Tanah Datar. (eportal.id)

Pasar di Sumatra Barat ini sebenarnya adalah pasar hewan ternak yang semua transaksi perdagangan, termasuk proses tawar-menawar harganya dilakukan tanpa bicara sedikitpun. Hewan ternak yang dijual, misalnya sapi, kerbau, atau domba.

Biasanya, untuk berkomunikasi, para pembeli dan penjual akan melakukan tradisi yang disebut Marosok, yakni berjabat tangan, menutupi tangan dengan kain atau peci, lalu bertukar isyarat dengan saling meraba jari.

Penjual dan pembeli akan menggoyangkan jari mereka untuk menunjukkan nilai uang yang ditawar.

3. Pasar Papringan, Temanggung.

Suasana interaksi pengunjung dengan pedagang di pasar Papringan Ngadiprono, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. (ANTARAFOTO/Anis Efizudin)

Pasar tradisional ini adalah pasar makanan tradisional yang buka hanya pada Hari Minggu Wage dan Minggu Pon (sistem hari dalam budaya Jawa) di Temanggung, Jawa Tengah. Pasar ini buka di area rumpun bambu yang teduh, sehingga disebut sebagai Papringan–Pring adalah Bahasa Jawa dari Bambu.

Pengunjung bisa membeli berbagai makanan tradisional khas Jawa di pasar ini, seperti es Dawet, Nasi Megono, atau camilan-camilan tradisional lainnya.

Uniknya, para pembeli harus melakukan transaksi dengan menggunakan uang dari bambu dan menaruh belanjaan mereka di wadah yang terbuat dari bambu, alih-alih bungkus dari plastik.

4. Pasar Bolu, Toraja.

Pasar Bolu, Toraja. (Disbudpar, Toraja Utara)

Pasar Bolu unik karena jadi tempat jual beli kerbau, yang jadi hewan penting dalam kebudayaan masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan. Dengan luas yang mencapai hampir 4 hekatre, pasar ini bisa menampung hingga 1.000 kerbau, bahkan jadi pasar ternak yang terbesar di dunia.

Pasar yang buka hanya enam hari sekali, hanya berjarak 2 kilometer saja dari Kota Toraja ini. Pasar ini menjual kerbau dengan berbagai pilihan, dari warna, berat, sampai ukuran tanduk dan warna mata.

5. Pasar Kaget, Wamena.

Pasar Kaget, Wamena. (dok. kemenparekraf)

Pasar ini terletak di wilayah pedalaman hutan Wamena, Provinsi Papua Pegunungan. Mayoritas pedagang di pasar ini adalah Suku Dani yang menjajakan barang kerjainan tradisional mereka kepada para pembeli, baik sesama Suku Dani maupun para wisatawan yang berkunjung.

Biasanya, Pasar Kaget ini akan dibagi jadi dua kelompok, laki-laki dan perempuan. Penjual laki-laki akan menjual barang-barang seperti senjata berupa tombak, panah, maupun kapak batu. Sementara, penjual perempuan akan menjual aksesoris berupa kalung, tas, dan pernik-pernik lainnya.

Demikianlah beberapa pasar tradisional yang ada di Indonesia dan jadi destinasi yang unik untuk dijelajahi bagi para wisatawan mancanegara maupun Nusantara. 

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Apple Minta Maaf atas Iklan iPad Pro yang Tuai Kontroversi
PT Timah Rombak Jajaran Direksi, Ini Daftar Terbarunya
Paramount Petals Bangun Area Komersial Berbasis Kota Mandiri
5 Tips Jaga Privasi Chat di WhatsApp Dengan Manfaatkan Fitur yang Ada
Pertamina Bantah Isu tentang Penghentian Penjualan Pertalite
RUPST Bank Mas Absen Bagi Dividen dan Ganti Direktur