Antisipasi Inflasi, Badan Pangan Nasional Serap dan Pasok Beras Petani

Kenaikan harga beras tak bisa dihindari.

Antisipasi Inflasi, Badan Pangan Nasional Serap dan Pasok Beras Petani
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/9). (Fortune Indonesia/Eko Wahyudi)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), Arief Prasetyo Adi, mengatakan akan menjaga stabilitas harga dan ketersediaan sejumlah bahan pangan di tengah ancaman inflasi. Salah satunya, memadukan penyaluran beras ke masyarakat berssamaan dengan penyerapan beras petani.

Badan pangan juga akan menggelar operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga. Menurutnya, stok beras dan bahan pangan lainnya saat ini dalam kondisi aman. 

"Jadi, beras Bulog dikeluarkan saja sampai sebulan 200.000 ton untuk seluruh daerah di tanah air, jadi berapapun kebutuhannya, kita siapkan. Secara paralel, Bulog juga kami tugaskan untuk menyerap,” ujar Arief di sela acara Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).

Ancaman inflasi

Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Guna menjaga inflasi yang diakibatkan oleh naiknya komoditas pangan, Arief mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan penggunaan Dana Transfer Umum (DTU) untuk menutup biaya pengiriman komoditas dari sumbernya. Arahan untuk memobilisasi stik pangan dari sentra produksi ke daerah sudah disampaikan kepada 90 kepala dinas urusan pangan di Kabupaten/Kota.

“Presiden sudah memerintahkan bahwa ada anggaran Rp2,17 triliun, 2 persen DTU itu bisa diginakan untuk mobilisasi stok. Sekarang kalau ada daerah yang kekurangan bahan pokok, bisa segera dialokasikan, dibiayai, dan difasilitasi distribusinya oleh Pemda masing-masing," kataya. 

Kenaikan harga tak bisa dihindari

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp

Sebelumnya, Arief menyatakan bahwa kenaikan harga beras tak bisa dihindari, seiring kenaikan pupuk, biaya tanam, dan biaya distribusi. “Untuk itu, membutuhkan respon cepat dan penanganan bersama seluruh stakeholder agar di bulan Oktober ini harga beras di tingkat konsumen dapat kembali turun sesuai Harga EceranTertinggi,” katanya dalam keterangan (4/10).

Sepanjang Juli-September, harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) melonjak cukup signifikan. Harga rata-rata beras Medium per 30 September berkisar di Rp9.834 per kg, ini melebihi HET, sebesar Rp9.450 per kg.

Dengan adanya intervensi pemerintah melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), kata Arief, harga di level konsumen dapat ditekan ke angka di bawah HET. Kemudian, cadangan beras pun akan ditingkatkan.

Related Topics

BerasNFAInflasi

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen