Ayana Moon Ungkap Rahasia Jadi Brand Ambassador yang Berkelanjutan

Tak sekadar mengandalkan paras cantik dan fans yang banyak.

Ayana Moon Ungkap Rahasia Jadi Brand Ambassador yang Berkelanjutan
Ayana Moon. (dok. Pribadi)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menjadi seorang Brand Ambassador (BA) seperti Ayana Jihye Moon (26) bukanlah perihal mudah, apalagi harus selalu menyesuaikan diri dalam kreativitas media digital yang berkembang dengan pesat. Menurutnya, untuk jadi seorang BA yang berkelanjutan harus ada nilai tambah. 

Ayana mengungkapkan, awalnya tak tertarik terjun di industri kecantikan karena merasa dirinya cukup aneh (nerd) dan lebih suka suka belajar dan membaca. "Saya harus ada di industri ini karena saya perlu uang. Sebagai perempuan muda, ini adalah satu-satunya industri yang bisa memberikan saya banyak uang untuk mendapatkan mimpi saya yang lainnya,” kata Ayana kepada Fortune Indonesia, Kamis (15/12).

Ia pun mengaku menjadi BA tanpa risiko berarti dan lekat dengan banyak jenama yang menganggapnya aman untuk dijadikan seorang BA. “Ketika orang melihat saya, saya selalu bekerja keras, saya punya beberapa perusahaan, dan saya juga menjadi murid yang terus belajar, sehingga tak banyak waktu saya bisa terbuang. Saya juga nggak membuat masalah apapun. Saya muslim dan saya tidak pergi ke klub. Inilah nilai-nilai yang jadi kekuatan karir saya,” ujar BA Kosmetik Wardah ini.

Waktu pun membawa Ayana lebih jauh masuk dan makin mendalami pekerjaan yang dijalaninya sebagai seorang BA jenama ternama–seperti Pocari Sweat, SoKlin, Realfood, dan Wardah Kosmetik. Ia pun tak ingin menjadi seorang BA yang hanya mengandalkan paras yang rupawan, tapi justru mengganggu ketenangan hidup orang lain, bahkan menipu dengan ketenaran yang didapat.

Bukan kreator konten

YouTube. (ShutterStock/Sutipond Somnam)

Meski sudah memiliki 657 ribu subscriber YouTube, Ayana beranggapan bahwa untuk menjadi seorang BA, dirinya tak perlu berupaya jadi kreator konten. Ia tidak mau terjebak menjadi seorang kreator konten yang pada akhirnya malah membuat konten-kontek tak mendidik dan hanya mengikuti pasar.

Menurutnya, banyak perusahaan yang memperkerjakannya sebagai BA tak melihat keunggulan dirinya hanya dari sisi kreator konten, namun lebih kepada personalitas dan latar belakang intelektualnya.

“Saya (bahkan) tidak nonton YouTube sama sekai, dan tidak lihat media sosial orang lain,” ujar Ayana. “Hampir semua konten di YouTube bukan dari saya. Mereka ambil video saya dan datang ke event saja, lalu mereka posting di kanal mereka.”

Memilih pekerjaan

Ayana Moon. (dok. Pribadi)

Dalam memilih kerja sama dengan sebuh jenma, Ayana mengaku tidak memilih berdasarkan besar atau kecilnya ukuran perusahaan, melainkan kesamaan nilai dengan yang dianutnya, terutama dalam kaitan gaya hidup dan kejelasan kerja sama.

“Banyak perusahaan kosmetik dan skin care besar yang menawarkan kerja sama, tapi ternyata bahan produk mereka palsu. Saya menolaknya, karena tak bisa bekerja sebagai BA dengan yang seperti itu,” ujarnya.

Ia menegaskan dirinya suka bekerja sama dengan perusahaan Indonesia, karena karakter orang Indonesia yang dinilainya baik dan jujur. Semua jenama yang bekerja sama dengan saya selalu mau berkomunikasi, memahami saya, mereka dukung aktivitas lainnya.

"Bukan hanya tentang uang, jika saya punya nilai yang baik, jika saya mau menolong orang, mereka dukung saya, kasih saya produk, kadang juga bantu membuatkan event juga,” kata Ayana.

Mata uang Kripto

Ilustrasi pertemuan bisnis tentang keputusan investasi untuk bitcoin. Shutterstock/Morrowind

Tak hanya berkarir sebagai BA, Ayana pun juga memimpin perusahaan startup berbasis cryptocurrency dan NFT–token yang terdaftar di tiga bursa global yaitu CoinOne (Korea Selatan), MEXC dan Hotbit (Hongkong).

Meski awalnya, dia mengaku tak memahami mata uang kripto ini, bersamaan dengn booming Bitcoin beberapa tahun lalu. Ia mengaku tertarik mempelajarinya, apalagi beberapa temanny sudah cukup mahir memulainya dan mendapatkan keuntungan dari situ.

"Saya pikir ini adalah peluang untuk menambah pendapatan saya sekaligus investasi. Kemudian, saya merasa bisa membaca situasi yang terjadi dan setelah cukup belajar, saya ambil alih perusahaan teman dan lakukan bisnis ini,” ujar Ayana.

Selain itu, keberadaannya sebagai seorang perempuan Muslim asal Korea Selatan, telah membuatnya menjadi sosok yang unik. Kisahnya tertuang dalam buku Ayana Journey to Islam, dan jadi salah satu buku terlaris di Indonesia pada 2020.

Kehidupan tak mulus

Ayana Moon. (dok. Pribadi)

Kehidupan Ayana Moon sebenarnya tak semulus yang orang pikirkan. Sebagai seorang muslim dan menjadi minoritas di negaranya, Korea Selatan, Ayana mengaku banyak menghadapi tekanan besar dari berbagai pihak, mulai dari keluarga hingga teman dan rekan-rekan bekerja. Namun hal itu tak membuatnya mundur, justru makin menambah semangatnya untuk terus berupaya menyebarkan nilai positif baik orang di sekitarnya.

Pahit manisnya kehidupan pun membawa Ayana bukan sekadar fokus mengejar mimpi melalui karir, namun sudah pada mode bertahan untuk bisa bertahan dalam berbagai situasi, baik maupun buruk. “Mungkin di masa depan nanti akan ada Ayana-ayana lain yang jadi perempuan muslim di Korea atau negara lainnya, dan membicarakan hal baik, kemudian berpengaruh untuk kehidupan yang lebih baik,” katanya.

Lebih dari seorang pemengaruh atau BA, Ayana memiliki cita-cita yang banyak dan cukup beragam. Ia ingin menghidupi banyak profesi, mulai dari profesor, politikus, bahkan presiden. Namun, intinya adalah memberikan pengaruh positif bagi orang-orang di sekitarnya, terutama para pengikut yang memiliki kisah hidup yang mirip dengan dirinya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M