Banyak Aparat Negara Pamer Kekayaan, Jokowi: Pantas Rakyat Kecewa

Jokowi minta Kementerian dan Lembaga mendisiplinkan para ASN

Banyak Aparat Negara Pamer Kekayaan, Jokowi: Pantas Rakyat Kecewa
Presiden Jokowi dalam rapat sidang kabinet paripurna, Kamis (2/3). (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara terkait gaya hidup mewah dan banyaknya aparat negara yang pamer kekayaan hingga berperilaku jemawa. Hal itu pun membuat masyarakat kecewa lantaran tak terlayani dengan baik, sebagaimana cita-cita reformasi birokrasi.

"Kalau seperti itu ya kalau menurut saya, pantas rakyat kecewa. Karena pelayanannya dianggap tidak baik, kemudian aparatnya perilakunya jemawa dan pamer kuasa, kemudian pamer kekayaan, hedonis," kata Jokowi Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (2/3).

Hal tersebut ia ketahui usai membaca komentar-komentar di lapangan maupun di media sosial, terlebih dengan adanya peristiwa yang menyeret nama pejabat Ditjen Pajak dan di Bea Cukai. "Saya tahu betul, mengikuti kekecewaan masyarakat terhadap aparat kita, kepada pemerintah,” ujar Jokowi.

Kekecewaan ini menurutnya tidak hanya terjadi di Ditjen Pajak dan Bea Cukai, namun juga pada kepolisian dan juga aparat hukum lainnya, termasuk birokrasi yang lainnya, “Hati-hati,” katanya.

Pembenahan

Shutterstock/Haryanta.p

Jokowi meminta para Menteri hingga kepala Lembaga segera mendisiplinkan aparat mulai dari lapisan struktur bawah. Hal ini bisa dimulai dengan memberi tahu hal-hal yang patut dilakukan dan yang tidak. 

“Benahi dulu di dalam, kemudian selesaikan dan bersihkan kementerian atau lembaga lainnya. Sekali lagi, saya ingin tekankan jangan, supaya ditekankan kepada kita [dan] kepada bawahan kita, jangan pamer kekuasan, jangan pamer kekayaan, apalagi sampai dipajang-pajang di IG, di media sosial, itu sebuah… kalau aparat birokrasi, ya sangat-sangat tidak pantas,” ujar Presiden.

Ia menekankan bahwa inti dari reformasi birokrasi adalah rakyat terlayani secara efektif dan akuntabel. Hal ini menurutnya harus menjadi perhatian uatama para aparatur sipil negara.

Sistem elektronik

MenPAN-RB, Abdullah Azwar Annas. (Tangkapan layar)

Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Abdullah Azwar Annas, mengatakan bahwa KemenPAN-RB akan mendorong terlaksananya layanan digital melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.

“Ini jadi opsi bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan yang lebih cepat, transparan, dan akuntabel. Oleh karena itu, sekarang ada delayering terkait dengan jabatan, ada pemangkasan jabatan, sekarang ada yang namanya jabatan fungsional, supaya bisa bergerak lebih lincah untuk bergerak. Ini diprediksi bahwa pada 2030 nanti, ASN ini isinya milenial,” kata Annas.

Sistem ini sedang dimatangkan dengan koordinasi bersama para Menteri Koordinator. Dengan sistem ini, diharapkan kinerja para ASN tidak akan mencederai rakyat.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal