Bagaimana Dampak Parasetamol di Teluk Jakarta ke Manusia?

Kandungan parasetamol capai 420-610 nanogram ng/L.

Bagaimana Dampak Parasetamol di Teluk Jakarta ke Manusia?
Ilustrasi pencemaran parasetamol. (ShutterStock/P_galasso2289)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Peneliti Oseanografi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wulan Koagouw,  mengatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak konsentrasi tinggi zat aktif parasetamol yang ditemukan di Teluk Jakarta pada manusia. Menurutnya, kemungkinan efeknya kecil.

“Saya belum lihat efeknya pada manusia. Secara logika, karena konsentrasinya lebih rendah dibanding parasetamol yang kita minum, harusnya, efeknya lebih kecil. Tetapi, tentu saja semua harus dikonfirmasi dulu,” kata Wulan seperti dikutip Antara (4/10).

Zainal Arifin, peneliti Oseanografi BRIN lain yang menjadi rekan Wulan, menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan baru sampai pada tahap temuan konsentrasi parasetamol yang relatif tinggi saja, belum sampai mendalami dampaknya pada manusia.

“Tapi, mungkin secara teori, seperti banyak jalan menuju Roma, artinya banyak sumber yang potensial (jadi pencemar) masuk ke muara Angke dan Ancol,” ujar Zainal dalam Sapa Media virtual tentang Limbah Farmasetika di Perairan Teluk Jakarta, pada Senin (4/10).

Perkiraan sumber pencemaran

Zainal mengungkapkan bahwa studi pustaka yang dilakukan menunjukkan 60-80 persen pencemaran di wilayah pesisir memang datang dari daratan. Maka, besar kemungkinan sumber kandungan parasetamol di Teluk Jakarta berasal dari daratan.

“Banyak sumbernya, mungkin yang sederhana bisa dari gaya hidup publik, dari obat-obat kedaluwarsa yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan, atau juga instalasi pengelola air limbah yang tidak dikelola dengan baik,” kata Zainal.

Bila merunut teori yang ada, kata Zainal, limbah parasetamol di perairan Teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber, seperti ekskresi konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit, serta industri farmasi. “Ada penelitian, saya baca, bahwa konsentrasi sejenis parasetamol di daerah Brebes, Pekalongan memang konsentrasinya tidak setinggi dengan yang di pantai Jakarta. Kita bisa paham karena daerah pertanian itu tidak ada industri,” ujarnya.

Kandungan parasetamol di Teluk Jakarta

Sebelumnya, Wulan Koagouw dan Zainal Arifin serta George WJ Oliver dan Corina Ciocan, mendeteksi adanya parasetamol di Teluk Jakarta. Hasil studi ini dimuat dalam jurnal Marine Pollution Bulletin. Daerah yang menjadi sasaran riset mereka sejak 2017 adalah Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing, serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah, yakni Pantai Eretan.

Hasilnya, di Teluk Eretan tidak terdeteksi kandungan parasetamol. Namun, penelitian tersebut mendapati konsentrasi parasetamol yang cukup tinggi di Teluk Jakarta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan yang terkait paparan pada sejumlah organisme di kawasan tersebut, terutama dampak pada peternakan kerang di sekitarnya.

Pada penelitian yang dilakukan, awalnya didapati konsentrasi parasetamol di Teluk Jakarta relatif tinggi, yakni 420-610 nanogram per liter (ng/L). Apalagi, bila dibandingkan negara-negara lain, seperti yang ditemukan di pantai Brasil sebesar 34,6 ng/L maupun di pantai utara Portugis yang hanya mencapai 51,2-584 ng/L.

Studi ini juga menunjukkan beberapa parameter nutrisi seperti ammonia, nitrat, dan total fosfat, yang melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia. Selain itu, terdapat juga beberapa kandungan logam di dalamnya. Penelitian ini merupakan studi pertama yang melaporkan adanya parasetamol di perairan pesisir Indonesia dan dapat diakses di laman sciencedirect.com.

Dampak parasetamol pada organisme selain manusia

Melansir Antara, beberapa hasil penelitian di Asia Timur, seperti Korea Selatan menyebutkan bahwa zooplankton yang terpapar parasetamol menyebabkan peningkatan stres hewan dan oxydative stress, yaitu ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan sistem antioksidan, yang berperan dalam mempertahankan homeostasis.

Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam maupun luar tubuh.

Dalam acara Sapa Media, Zainal menyampaikan bahwa pencemaran parasetamol di lingkungan dengan paparan jangka panjang mengakibatkan gangguan fungsi reproduksi atau gonad pada kerang laut, khususnya kerang biru.

Riset ini dilakukan pada kerang biru Mytilus edulis dan dipublikasikan dengan judul Long-term exposure of marine mussels to paracetamol dalam jurnal Environmental Science & Marine Pollution pada 2021. Menurutnya, kerang adalah organisme indikator yang sangat baik untuk memantau pencemaran laut yang terjadi. Hal ini sudah dilakukan secara intensif di seluruh dunia, karena kerang hidup menetap.

Wulan Koagouw, mengungkapkan, hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan parasetamol di lingkungan, bahkan dalam konsentrasi rendah, menyebabkan perubahan besar pada sistem reproduksi kerang. Akibatnya, kerang mengalami degenerasi pada folikel dan gamet, berisiko pada kemampuan reproduksi, dan berdampak pada kelangsungan hidup populasinya.

Lebih mengkhawatirkan, kata mahasiswi pascadoktoral di Inggris ini, konsentrasi serendah 40 ng/L dapat menyebabkan efek samping yang sama dengan penyebab dengan konsentrasi 2.500 kali lebih tinggi dalam waktu lama. “Menariknya adalah pada pemaparan jangka panjang ini, efek yang bisa kita lihat pada konsentrasi paling rendah 40 ng/L sama dengan efek yang bisa kita lihat pada 100.00 ng/L,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar