Ilmuwan Kembangkan Vaksin Universal Covid-19, Bagaimana Peluangnya?

Butuh waktu lama memutakhirkan vaksin universal Covid-19.

Ilmuwan Kembangkan Vaksin Universal Covid-19, Bagaimana Peluangnya?
Ilustrasi vaksin di dunia. (Pixabay/qimono)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kemunculan varian baru virus Covid-19 menimbulkan keresahan di masyarakat. Amerika Serikat tengah mengembangkan sebuah vaksin yang disebut ‘pan-coronavirus’ yang diharapkan mampu mengakhiri pandemi Covid-19 dan menangkal berbagai varian virus penyebab Covid-19. Namun, seberapa besar peluang keberhasilannya?

Melansir Fortune.com (11/7), vaksin Covid universal ini dapat mencegah terjadinya penyakit dan penyebaran dari semua varian maupun subvariant Covid-19. Bahkan, dapat menyingkirkan kebutuhan akan vaksin booster di masa mendatang.

Vaksin ini diperkirakan dapat mengatasi semua jenis virus corona, termasuk kombinasinya. Bahkan, dapat melindungi dari SARS (Sindrom Pernafasan Akut Parah), jenis virus corona yang muncul pada 2002 dan menewaskan ratusan orang, serta MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah) yang muncul pada 2012 dan menewaskan ratusan orang.

Profesor di Harvard Medical School, Dr. Duane Wesemann, yang memimpin tim pembuatan vaksin pan-coronavirus dengan dana dari Institut Kesehatan nasional Amerika Serikat, optimistis proyek ini sangat mungkin dikembangkan.

“Jika kita merancang vaksin yang dimaksudkan untuk (digunakan) seluas mungkin, kita harus melepaskan beberapa potensi,” ujarnya kepada Fortune.

Artinya, ada waktu dan proses yang cukup panjang untuk mewujudkan sebuah vaksin yang diibaratkan sebagai ‘peluru perak’ pandemi Covid-19. Wesemann mengambil contoh upaya pengerjaan vaksin untuk human immunodeficiency virus (HIV).

“Beberapa dekade lalu para ilmuwan berpikir bahwa vaksinasi HIV segera terwujud, tetapi beberapa dekade kemudian, kita masih mencari tahu bahwa kita harus belajar lebih banyak tentang bagaimana melakukan upaya ini,” kata Wesemann.

Daya tahan vaksin

Vaksin Covid-19. (Pixabay/HakanGERMAN)

Tantangan ini semakin dipertajamkan oleh Dr Amesh Adalja, Sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins, yang sedang melakukan uji klinis pada ‘peluru perak’.

“Ada beberapa versi vaksin flu universal dalam pengujian klinis, tetapi itu bukan sesuatu yang dianggap manjur dan mampu bertahan selama beberapa musim influenza dengan beberapa jenis (virus),” tuturnya.

Namun, kata Adalja, bila vaksin universal ini berhasil dibuat, maka ancaman pada kehidupan akan berkurang. “Bukan hanya SARS-CoV-2, tetapi semua virus corona. Dan untuk menghilangkan 30 persen dari flu biasa akan menjadi hal yang sangat baik,” ujarnya.

Tantangan mutasi virus

Ilustrasi vaksin berbasis mRNA. (Pixabay/JFCFilms)

Keberadaan vaksin universal bagi Covid-19 memang menjanjikan, namun kemungkinan keberadaannya akan mendapatkan banyak tantangan, terutama terkait karakter virus yang terus bermutasi.

Dr. Daniel Kuritzkes, Kepala Divisi Penyakit Menular di Brighman and Women's Hospital dan Profesor Kedokteran di Harvard Medical School menyampaikan bahwa keberhasilan vaksin ini akan bergantung pada cukup banyak individu di seluruh dunia yang mendapatkan suntikan.

Walau vaksin pan-coronavirus memiliki potensi untuk mengakhiri pandemi, terutama untuk menghentikan penyakit parah dan kematian, namun virus selalu belajar untuk menghindar, termasuk dari vaksin universal. “Kemungkinan ini pasti,” kata Kuritzkes.

“Selama virus terus beredar di sejumlah besar orang, ada peluang untuk melanjutkan adaptasi virus,” ucap Kuritzkes. “Jika ada varian yang bermutasi dan mampu menghindari respon imun dari vaksin pan-coronavirus, virus dapat melompat ke populasi yang divaksinasi dan muncul kembali.”

Kritik yang membangun

Shutterstok/ wisely

Kritik membangun pun datang dari Dr. Stuart Ray, Wakil Ketua Kedokteran untuk Integritas Data dan Analitik di Departemen Kedokteran Johns Hopkins. Menurutnya, konsep vaksin pan-coronavirus mungkin terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

“Salah satu hal yang membuat kita tetap terjaga di malam hari adalah jika kita melakukan hal-hal yang tidak mengendalikan penyebaran, itu akan terus berkembang dan menemukan celah di armor kita,” kata Ray.

Satu celah yang mungkin: Covid panjang, kondisi yang berpotensi melumpuhkan, menurut pejabat federal, dapat memengaruhi hingga 23 juta orang Amerika yang selamat dari infeksi. “Bahkan COVID ringan hingga sedang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang untuk hasil kesehatan kardiovaskular dan mental,” kata Ray

Meski begitu, dia tetap berharap bahwa perkembangan semacam itu dapat “mencapai titik manis yang benar-benar protektif dan tahan lama.”

Related Topics

VaksinCovid-19

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity