Housing First, Solusi Sederhana Pemerintah Finlandia Kurangi Tunawisma

Housing first menghemat tunjangan hidup tunawisma.

Housing First, Solusi Sederhana Pemerintah Finlandia Kurangi Tunawisma
Ilustrasi Tunawisma. (Pixabay/islandworks)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Salah satu negara maju di kawasan Eropa Utara, Finlandia, memiliki program pengurangan tunawisma dengan solusi sederhana, bertajuk ‘Housing First’. Solusi ini bahkan menginspirasi negara lain untuk meniru cara tersebut.

,Juha Kahila, Aktivis sekaligus kepala bidang internasional Y-Foundation–organisasi nirlaba yang bekerja sama dengan pemerintah Finlandia untuk membantu para tunawisma di negara tersebut untuk mendapatkan tempat tinggal–mengatakan bahwa strategi pemerintah Finlandia cukup sederhana, namun efektif.

Skema ini berjalan di atas dasar bahwa individu atau keluarga tunawisma kronis memiliki hak atas rumah tinggal, sehingga kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi. “Poin utamanya adalah ketika (para tunawisma) ditampung, dan mereka mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan, mereka tidak menggunakan layanan darurat,” ujarnya dalam pemberitaan Fortune yang dikutip Senin (18/7).

Kahila menjelaskan bahwa di Finlandia, para tunawisma akan mendapatkan kunci ke tempat tinggal layak–apartemen atau kamar di ruang bersifat komunal–kemudian mereka pun bisa melanjutkan kehidupan mereka kembali.

Penghematan yang berlipat ganda

Pixabay

Meski konsep ‘housing first’ pertama lahir di New York City pada awal 90-an, namun Finlandia membawanya ke tingkat yang baru. Kuncinya, kata Kahila, adalah penghematan yang berlipat ganda dalam menunjang biaya kehidupan para tunawisma.

Penelitian yang dilakukan di Denver, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa kota tersebut menghemat hingga US$31.545 per peserta ‘housing first’. Mereka yang baru menempati rumah tersebut tidak terlalu membutuhkan layanan ruang gawat darurat, pusat detoksifikasi, dan bantuan psikiatris

“Mereka tidak perlu menggunakan layanan polisi. Mereka tidak berakhir di penjara, di penjara. Mereka tidak membutuhkan banyak layanan rumah sakit, dan lain-lain. Jadi ketika Anda menambahkan semua layanan ini bersama-sama, jumlahnya cukup tinggi,” kata Kahila.

Hasil yang luar biasa

Ilustrasi kunci rumah. (Pixabay)

Menurut Kahila, kerja keras Y-Foundation bersama pemerintah Finlandia selama  satu dekade telah menghasilkan pencapaian yang luar biasa. “Anda hampir tidak akan menemukan tunawisma di jalanan wilayah Greater Helsinki. Hampir nol,” ujarnya.

Berdasarkan data pemerintah Finlandia, dari total populasi Greater Helsinki yang mencapai 1,5 juta orang, ada sekitar 2.200 orang tunawisma. Sedangkan, di seluruh Finlandia, tercatat sekitar 3.900 tunawisma, angka yang sudah berkurang jauh sekali sejak 2009. Bahkan, ia menargetkan pada 2027 seharusnya sudah tidak ada lagi tunawisma di Finlandia.

“Dan di kota Helsinki, tujuannya bahkan lebih ambisius. Jadi pada tahun 2025, seharusnya tidak ada tunawisma di kota Helsinki sama sekali," kata Kahila. "Ini adalah tujuan yang sangat, sangat ambisius. Tapi itu benar-benar bisa dilakukan."

Strategi ‘housing first’ tidak hanya terbukti efektif dalam mengurangi populasi tunawisma di negara itu, tetapi juga menjauhkan puluhan ribu orang secara permanen dari jalanan di mana mereka tidak mudah jatuh sakit, melakukan kejahatan, atau tenggelam dalam keputusasaan.

Pendekatan yang ‘rendah hati’

Ilustrasi kepemilikan rumah. (ShutterStock/sommart sombutwanitkul)

Sementara itu, Katie Rose, Direktur Program Center for Public Impact—sebuah think tank yang berbasis di London yang bekerja dengan pemerintah dan pembuat kebijakan—menyatakan kunci keberhasilan pemerintah Finlandia ada pada pendekatan mereka yang ‘rendah hati’ dalam mengurangi tunawisma.

“Ini berarti bahwa ketika membentuk kebijakan atau intervensi baru, pusat pemerintah tidak berasumsi bahwa ia tahu yang terbaik atau bahwa satu solusi akan berhasil di semua konteks. Sebaliknya, ini mendukung pembelajaran dan eksperimen lokal,” kata Katie.

Menurutnya, Finlandia layak untuk dinilai berhasil dalam masalah kompleks seperti tunawisama dan pendidikan. “Hal ini adalah bukti apa yang dapat dicapai oleh pemerintah nasional ketika mereka mengoptimalkan pembelajaran daripada mengontrol,” tuturnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal