Imbas Kenaikan Harga BBM, Harga Produk Ekraf Diprediksi Melonjak 20%

Produk yang akan naik di antaranya: kuliner, kriya, fesyen.

Imbas Kenaikan Harga BBM, Harga Produk Ekraf Diprediksi Melonjak 20%
ilustrasi merancang bisnis berbasis ide kreatif (unsplash.com/Firmbee)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memperkirakan kenaikan harga produk-produk ekonomi kreatif (ekraf) dalam negeri imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Kenaikan tersebut diprediksi berkisar antara 10-20 persen.

Sandiaga mengatakan, produk ekraf yang berpotensi naik di antaranya kuliner, kriya, dan fesyen. “Yang paling mendapatkan pukulan adalah peningkatan dari harga-harga bahan pasok utama untuk produk-produk ekraf,” katanya dalam Weekly Brief Meeting, Senin (5/9).

Oleh karena itu, Sandiga menilai perlunya dukungan pendanaan bagi para pelaku ekraf, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), di tengah kenaikan harga BBM. Terlebih, ekonomi kreatif Indonesia sudah diposisi tiga besar dunia, setelah Amerika dan Korea.

“Kita akan ajukan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu), seandainya diperlukan bantalan sosial (Bansos) bagi para pelaku Parekraf, terutama masyarakat rentan yang pendapatannya di bawah Rp3 juta sebulan, yang paling terdampak,” kata Sandiaga.

Siasat hadapi kenaikan harga BBM

Menparekraf, Sandiaga S. Uno. (Tangkapan layar)

Sandiaga menyarankan para pelaku ekraf untuk mensiasati kenaikan harga BBM dengan sejumlah strategi. “Para pelaku parekraf bisa menghitung secara cermat dan meningkatkan efisiensi melalui pengetatan cost (biaya). Konsepnya adalah be a cost leader,” katanya.

Selain itu, kata Menparekraf, adalah memperluas pasokan bahan baku produk-produk ekraf untuk dapat harga yang lebih terjangkau melalui suplai terpercaya. Para pengusaha ekraf juga bisa lebih bijak dalam mengelola arus keuangan.

“Kelola arus kas dengan bijak, cash is king. Intinya bagaimana kita bisa menunda jika kebutuhan itu tidak terlalu mendesak, kita bisa memprioritaskan bagaimana usaha kita, terutama di sektor parekraf bisa bertahan," katanya. 

Menurutnya, banyak pelaku usaha gagal bukan karena melewatkan kesempatan, tapi karena tidak cukup sabar dalam menunggu saat yang tepat. 

Jumlah kunjungan wisata bisa turun

Salah satu atraksi budaya daerah di kawasan desa wisata. (dok. Kemenparekraf)

Menparekraf mengatakan, kenaikan harga BBM juga akan berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisata di Indonesia. Apalagi, target yang ditetapkan untuk 2022 cukup tinggi sejak pandemi, yakni 550 juta kunjungan.

“Tapi, target 550 juta ini dapat kami sampaikan sudah terlampaui. Data terakhir bahkan sudah menunjukkan lebih dari 600 juta. Walaupun situasi sangat sulit, ternyata wisatawan nusantara jadi penyelamat, sama seperti UMKM jadi juru selamat ekonomi kita,” ujarnya.

Pada Juli 2022, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai jumlah tertinggi sejak awal pandemi, yakni 476.970 wisatawan mancanegara. Meski demikian, Sandiaga memperkirakan bahwa ke depan penurunan tetap akan terjadi sebesar 20-25 persen dari rerata yang sudah berhasil dicapai sejak Januari sampai Agustus.

Related Topics

EkrafHarga BBM

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan