Indonesia Waspadai Munculnya Varian Baru Virus Korona

Varian Mu dikhawatirkan lebih kebal terhadap vaksin.

Indonesia Waspadai Munculnya Varian Baru Virus Korona
Ilustrasi virus korona. (ShutterStock/Corona Borealis Studio)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai membunyikan tanda bahaya tentang varian baru virus korona yang disebut B.1.621 atau “Mu”. Jenis ini pertama ditemukan di Kolombia pada Januari 2021 dan memiliki mutasi yang lebih kebal terhadap vaksin Covid-19.

Situs Fortune menuliskan, WHO mengkhawatirkan mutasi baru ini meluas ketika angka infeksi kembali melonjak. Oleh sebab itu, para pemerhati kesehatan menyerukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah varian tersebut lebih menular atau lebih mematikan daripada mutasi jenis mutasi Covid-19 lainnya.

“Varian MU memiliki konstelasi mutasi yang mengindikasikan sifat potensial dari menghindari imun,” tulis WHO dalam laporan yang mereka terbitkan.

Studi lebih lanjut untuk varian “Mu”

Walau sudah dikonfirmasi di sekitar 39 negara, termasuk Kolombia, WHO dalam laporannya menyampaikan bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memahami karakteristik varian baru ini. Terlebih karena ada temuan-temuan menarik dari pantauan WHO.

“Meskipun prevalensi global varian Mu di antara kasus berurutan telah menurun dan saat ini di bawah 0,1 persen, prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten meningkat,” kata WHO dalam laporan epidemiologis mingguan Covid.

Lebih lanjut, seperti dilansir dari Popmama, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa data awal yang disajikan kepada Kelompok Kerja Evolusi Virus menunjukkan pengurangan kapasitas netralisasi serum pemulihan dan vaksin yang serupa dengan yang terlihat untuk varian Beta.

Varian ini mengandung mutasi genetik yang menunjukkan kekebalan alami, sehingga vaksin saat ini atau perawatan antibodi monoklonal, mungkin tidak bekerja dengan baik terhadapnya seperti terhadap virus korona asli.

Klasifikasi variant of interest (VOI)

Mengutip New York Times, per (30/8), WHO telah memasukkan varian virus Mu ini ke dalam daftar variant of interest (VOI). Artinya, WHO menganggap varian ini layak untuk dipantau secara khusus.

VOI adalah varian yang memiliki kemampuan genetik dapat memengaruhi karakteristik virus. Karakteristik yang dimaksud yakni tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, hingga kemampuan menghindari diagnostik maupun pengobatan.

Selain itu, karakteristik VOI diidentifikasi sebagai penyebab penularan di antara komunitas yang paling signifikan atau menjadi penyebab munculnya klaster Covid-19.

Saat ini, varian Mu dipandang sebagai masalah potensial yang lebih kecil daripada strain Delta atau Alpha dari virus korona yang telah ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (VOC) karena virulensinya yang meningkat.

Tanggapan pemerintah Indonesia tentang varian baru ini

Menanggapi isu yang berkembang tentang keberadaan varian Mu ini, pemerintah semakin memperketat dan mengawasi mobilitas warga, meskipun saat ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih diterapkan.

"Walaupun saat ini kondisi cenderung normal dan pembukaan beberapa sektor juga secara gradual dilakukan, pemerintah terus berusaha mengawasi mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian," kata Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 pada konferensi pers di YouTube BNPB Indonesia, Kamis (2/9).

Sekalipun belum ada kejelasan terperinci mengenai varian Mu ini, Wiku meyakinkan masyarakat untuk tidak perlu khawatir. “Meski (efikasi) menurun, masyarakat tidak perlu khawatir akan kemampuan vaksin khususnya terhadap kelima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia," ujarnya.

Menurut WHO, vaksin yang memiliki efikasi atau efektivitas di atas 50 persen merupakan standar untuk membentuk kekebalan tubuh. Sejauh ini terdapat enam jenis vaksin yang digunakan di Indonesia, yakni vaksin CoronaVac produksi Sinovac, Astrazeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer, dan vaksin produksi Bio Farma dengan bahan baku dari Sinovac.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity