Beragam Faktor Pendorong dan Penghambat Kerja Sama ASEAN

Kerja sama ASEAN dilakukan dalam berbagai sektor.

Beragam Faktor Pendorong dan Penghambat Kerja Sama ASEAN
Ilustrasi: bendera negara anggota ASEAN. (Dok. Istimewa)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Negara-negara di kawasan Asia Tenggara terus meningkatkan kerja samanya di berbagai sektor melalui organisasi Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Namun, terdapat sejumlah faktor penghambat dalam memuluskan kerja sama antar-negara yang harus dihadapi bersama-sama.

ASEAN beranggotakan 10 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Kerja sama pun dilakukan seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hingga kebudayaan.

Berdasarkan Kemendikbud, kerja sama ASEAN dilakukan dengan sejumlah tujuan, antara lain mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan dalam wilayah negara ASEAN; serta mempromosikan perdamaian, stabilitas, menghormati keadilan anggota negara ASEAN di kawasan, hingga patuh pada piagam PBB.

Selain itu, kerjasama aktif ASEAN dilakukan untuk saling membantu mengatasi persoalan di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik,administrasi dan ilmu pengetahuan; membantu dalam bentuk studi pelatihan dan fasilitas riset; serta menjaga hubungan baik dengan organisasi internasional, yang memiliki tujuan dan visi yang sama, guna membuka peluang untuk hubungan yang lebih erat.

Faktor pendorong

Presiden Jokowi pada jamuan santap siang pemimpin negara-negara ASEAN oleh Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi dan Anggota Kongres AS di Capitol Hill, Washington DC, Kamis (12/5) waktu setempat. (Dok. Setpres)

Sebuah kerja sama negara-negara kawasan Asean dilakukan atas dasar kuat atas berbagai kesamaan dan pendorong. Melansir Kemendikbud, berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  1. Ketersediaan sumber daya alam
    Setiap daerah di Asia Tenggara memiliki keunggulannya sendiri dalam hal sumber daya alam. Hal ini menjadi sebuah kekuatan sekaligus faktor pendorong utama bagi setiap negara di kawasan ini untuk melakukan kerja sama. Misalnya, Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam hasil pertanian seperti padi yang dibutuhkan oleh negara-negara lain di sekitarnya, seperti Singapura.
  2. Kondisi geografis
    Keberadaan kawasan Asia Tenggara semakin diperhitungkan karena lokasi yang strategis sebagai bagian dari jalur palayaran dan perdagangan dunia. Fakta lain yang jadi pendorong adalah negara-negara ASEAN sebagian besar memiliki wilayah laut seluas sekitar 5.060.100 km², dan luas daratannya ± 4.817.000 km². Keberadaan lautan yang luas ini memberikan sumbangan hasil laut cukup besar bagi pendapatan masyarakat di negara-negara ASEAN.

Faktor penghambat

Ilustrasi RCEP. (ShutterStock/Niphon Subsri)

Selain faktor pendorong, tentu juga ada faktor penghambat kerja sama. Dengan memahami penghambat ini, maka setiap negara bisa melakukan berbagai uoaya untuk menimimalisir hambatan yang bisa terjadi.

  1. Perbedaan ideologi
    Negara ASEAN memiliki keberagaman politik yang luar biasa, seperti bentuk Indonesia yang republik demokratis, Vietnam yang komunis, maupun Thailand yang monarki konstitusional. Hal ini tak hanya berpengaruh pada situasi internal negaranya, namun bisa jadi potensi terjadinya gesekan-gesekan politik antarnegara ASEAN.
  2. Konflik dan peperangan
    Setiap negara di ASEAN tak hanya berbeda secara politik, namun juga memiliki permasalahan pelik yang berbeda. Misalnya, konflik internal yang terjadi di Myanmar, bisa menjadi penghambat kerja sama, karena negara lainnya tentu punya cara berbeda dalam menyikapinya.
  3. Kebijakan protektif
    Kebijakan protektif dapat menghambat kerja sama antarnegara ASEAN, hal ini bisa kita lihat dari sebuah negara tidak menerima impor hasil pertanian, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam negerinya sendiri. Penerapan kebijakan tersebut tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya saing.
  4. Perbedaan kepentingan
    Perbedaan mendasar dalam politik, kebudayaan, maupun sistem ekonomi, bisa membuat kepentingan yang dimiliki tiap negara juga berbeda. Hal ini sebenarnya bisa juga dilihat sebagai sebuah peluang untuk saling melengkapi, namun bisa juga mengancam kerja sama yang sudah terjalin.

ASEAN adalah sebuah organisasi multinasional dengan pencapaian kerja sama regional yang diharapkan mampu mensejahterakan setiap anggotanya. Sejumlah hasil dari kerja sama pun bisa terlihat, misalnya berdirinya Universitas ASEAN di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia; terbentuknya ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality) di ASEAN; kesepakatan kerja sama kawasan dengan negara lain di luar kawasan seperti Prancis maupun Jepang; serta berdirinya pabrik tembaga ASEAN di Filipina maupun pabrik vaksin hepatitis B di Singapura.

Related Topics

ASEAN

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity