JETP Siapkan Rencana Penggunaan Dana US$20 Miliar Transisi Energi

Ditandai peresmian sekretariat JETP di Kementerian ESDM.

JETP Siapkan Rencana Penggunaan Dana US$20 Miliar Transisi Energi
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, meresmikan Sekretariat JETP di Kementerian ESDM. (dok. Kementerian ESDM)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Just Energy Transition Partnership (JETP) bakal merealisasikan kerja sama pendanaan transisi energi senilai US$20 miliar atau Rp302 triliun, yang disepakati para pemimpin negara di KTT G20 pada 2022.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan bahwa kesiapan JETP ditandai dengan pembentukan kantor sekretariat JETP di Kementerian ESDM. “Tempat ini akan menjadi pusat informasi, perencanaan, dan koordinasi, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan proyek JETP, seperti yang diinstruksikan oleh Tim Gugus Tugas,” ujarnya dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (17/2).

Langkah ini diharapkan mempercepat pencapaian target sekaligus melapisi kinerja Tim Gugus Tugas dan pelaksanaan teknisnya. JETP akan berfokus pada transisi energi yang berkeadilan dan mempertimbangkan kehidupan dan penghidupan masyarakat terdampak. 

Tugas pertama

Ilustrasi sumber energi terbarukan. (Pixabay/Seagul)

Arifin menambahkan, bahwa fungsi sekretariat JETP untuk mengkoordinasikan arahan dari tim gugus tugas dan teknis pelaksanaannya, termasuk proyek-proyek JETP maupun pembiayaannya.

"Tugas pertama tim gugus tugas adalah untuk mengatur kelompok kerja untuk percepatan program transisi energi JETP, yaitu sistem pembangkit, pembiayaan, dekarbonisasi sektor pembangkit, rantai pasokan dan manufaktur, serta transisi energi sosial berkeadilan," katanya.

Pensiun dini PLTU

Ilustrasi PLTU. (Pixabay/Benita Welter)

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, Sekretariat JETP akan beroperasi mulai Jumat ini dan akan mulai mengerjakan tugas dan program, seperti pengembangan energi bersih, percepatan pensiun dini PLTU batubara, dan program peningkatan efisiensi energi, serta pengembangan industri pendukung EBT.

“Ini ada di dalam joint statement, termasuk pengembangan industri pendukung EBT di Indonesia, jadi tidak hanya membangun dari sisi pembangkit, tapi juga membangun dari sisi industrinya di sini," katanya. 

Pemerintah akan menyusun comprehensive investment plan, mulai dari proyek, kegiatan, program, penuruan emisinya, biaya, investasi, hingga rencana eksekusi mengikuti regulasi di dalam negeri.

Adapun, salah satu target pendanaan ini adalah pembangkit EBT 20,9 gigaWatt. Hal ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan beberapa kandidat pensiun dini PLTU batu bara. “Nanti di dalam comprehensive investment plan itu dibuat, kita bernegosiasi terkait pendanaan,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya