Komitmen RI, Malaysia dan Thailand Tingkatkan Kerja Sama Subregional

IMG-GT catat peningkatan sosial ekonomi di subregional.

Komitmen RI, Malaysia dan Thailand Tingkatkan Kerja Sama Subregional
Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 IMT-GT, di Phuket, Thailand. (imtgt.org)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Indonesia, Malaysia dan Thailand bekerjasama meningkatkan perekonomian subregional dan tumbuh kembangnya kawasan ASEAN melalui langkah strategis. Ketiganya juga sepakat menghadapi dinamika geopolitik dunia bersama, serta menghidupkan kembali pembangunan sosial dan ekonomi.

Pernyataan bersama tersebut tertuang dalam Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di Phuket, Thailand.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, kerja sama berpusat pada koridor integrasi regional, pertumbuhan dari sektor swasta, pengaturan kelembagaan yang responsif, pertumbuhan inklusif, dan adopsi ekonomi hijau, biru, maupun sirkular.

Sejumlah negara mendukung Implementation Blueprint (IB) IMT-GT 2022-2026, sebagai pedoman kerja sama ntuk lima tahun ke depan. “IB IMT-GT 2022-2026 merupakan kompas untuk mencapai Visi 2036 dari subregional,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenperin, Senin (19/9).

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, beberapa indikator sosial ekonomi menunjukkan adanya perbaikan. Perdagangan subregional mencatat peningkatan yang signifikan dari US$350,9 miliar pada 2020 menjadi US$618,1 miliar di tahun 2021. Sementara, total investasi subregional juga meningkat dari US$26,1 miliar pada 2020 jadi US$58,5 miliar pada 2021.

Visi IMT-GT 2036

Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 IMT-GT, di Phuket, Thailand. (dok Kemenperin)

Melansir imtgt.org, visi IMT-GT yang ingin dicapai adalah menjadi sub-kawasan yang terintegrasi, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan pada tahun 2036. Ini adalah strategi bersama untuk mendorong pertumbuhan melalui integrasi dan inovasi ekonomi regional yang lebih besar, serta melestarikan dan berinvestasi dalam modal alam IMT-GT untuk kesejahteraan masyarakat.

Ada tiga sasaran prioritas untuk wujudkan visi dari IMT-GT, yakni sektor pertanian yang berkelanjutan, inklusif dan inovatif; basis industri yang kompetitif, inovatif dan maju; serta Keunggulan IMT-GT yang berkelanjutan, inklusif, dan kompetitif, potensi pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan dengan efek pengganda yang signifikan di seluruh perekonomian subregional.

Kerja sama pariwisata, pangan, ekonomi halal, dan transportasi

Ilustrasi produk halal dijual di Thailand. Shutterstock/kyozstorage_stock

Dalam pertemuan Tingkat Menteri ke-8 IMT-GT, sejumlah langkah strategis keberlanjutan kerja sama subregional IMT-GT pun dibahas dalam sejumlah kelompok kerja (pokja). Pada sektor pariwisata, pokja mengoptimalkan pemulihan pariwisata melalui proyek-proyek berdampak besar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan serta keselamatan.

Untuk jaga ketahanan pangan masyarakat, IMT-GT mendorong pokja Pertanian dan Industri Berbasis Agro untuk berkolaborasi lintas sektoral dalam mengurangi kerugian pasca panen, mengurangi limbah makanan, serta memastikan ketersediaan dan aksesibilitas input pertanian. “Selain itu, kelapa sawit merupakan salah satu produk strategis di subregional ini, sehingga perlu menggali potensi kerjasama dalam mengembangkan dan mempromosikan komoditas unggulan ini,” katanya.

IMT-GT juga akan mengembangkan ekonomi halal, sehingga Pokja Produk dan Layanan Halal didorong untuk memfasilitasi sertifikasi halal untuk memajukan industri halal. Forum juga sepakat untuk mengembangkan konektivitas transportasi multimoda dan mengintegrasikan enam koridor ekonomi di subregional.

Kerja sama karet, transformasi digital, dan SDM

Warga memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melalui aplikasi DOKU e-Wallet. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Menperin mengatakan bahwa kerja sama berikutnya adalah memajukan industri karet subregional. “Selanjutnya, potensi kerja sama antara Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang terletak di wilayah IMT-GT perlu dioptimalkan untuk meningkatkan ekonomi subregional dan menarik lebih banyak investasi,” ujarnya.

Transformasi digital pun diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat di subregional. IMT-GT mendorong Pokja Transformasi Digital dapat mengembangkan infrastruktur digital dan inovasi digital, termasuk melaksanakan program pelatihan bagi UKM untuk lebih meningkatkan taraf hidup.

Terakhir, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendorong pengembangan kapasitas dan kompetensi angkatan kerja di subregional, terutama dalam era industri 4.0. “Menyelaraskan standar kompetensi keterampilan dan sertifikasi untuk meningkatkan daya saing dan mobilitas tenaga kerja di subregional,” katanya. 

Related Topics

IMT-GTKerja SamaASEAN

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Buka Rekening Bank Mandiri Online, Praktis dan Cepat!
4 Cara Download Video CapCut Tanpa Watermark Terbaru 2024
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Apa itu Monkey Business? Ini Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya
Memasuki 39 Tahun, MSIG Life Kenalkan Budaya Kerja Baru
Omnicom Media Group Angkat Rohan Mahajan Jadi COO–Layanan Media