Deteksi Potensi Penyakit di Masa Depan, Kemenkes Luncurkan BGSi

Genome sequencing mungkinkan ketepatan pengobatan penyakit.

Deteksi Potensi Penyakit di Masa Depan, Kemenkes Luncurkan BGSi
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat meluncurkan BGSi. (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi). Cara ini diharapkan mampu mengoptimalkan ketepatan sistem pengobatan atas penyakit-penyakit yang kemungkinan berkembang dan diderita masyarakat di masa mendatang.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan BGSi mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri atau biasa disebut Whole Genome Sequencing (WGS). Sebelumnya teknologi ini mulai dikembangkan dan dimanfaatkan dalam penanggulangan pandemi Covid-19.

“Teknologi ini sangat penting untuk kesehatan masyarakat ke depan. Melalui bioteknologi genome sequensing ini, kemampuan kita untuk mengidentifikasi sumber penyakit dan mengobatinya akan sangat pasti dan personal,” ujar Menkes Budi, salam keterangan yang dikutip dari laman Kemenkes, Senin (15/8).

Pengembangan metode WGS melalui BGSi

Acara peluncuran BGSi, Minggu (14/8). (Tangkapan layar)

Metode WGS akan dimanfaatkan untuk penelitian pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama lainnya, yaitu kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegeneratif, penyakit metabolik, gangguan genetik, dan penuaan.

“Bagusnya kita tahu secara pasti diagnosis dan treatmennya. Contohnya sakit batuk, walaupun gejalanya sama namun di setiap orang sakitnya bisa berbeda-beda. Dengan adanya BGSi ini, kita bisa identifikasi lebih cepat sakitnya apa, sehingga bisa segera kita obati,” kata Menkes.

Dalam implementasinya, kata Budi, BGSi akan dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal yaitu RSUPN RSCM, RS Pusat Otak Nasional (RS PON), RSPI Sulianto Saroso, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSUP Sardjito, dan RS Prof I.G.N.G. Ngoerah.

Target ke depan

Alat untuk melakukan genome sequencing. (Pixabay/Kennethr)

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan kebudayaan, Muhadjir Effendi, berharap inisiatif di sektor kesehatan ini akan mempercepat indeks pembangunan manusia di Indonesia.

Dalam dua tahun ke depan, ditargetkan ada 10.000 genome sequences manusia yang terkumpul dan diteliti guna pemetaan varian data genome dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.

Sementara, saat ini baru terdapat 12 mesin WGS di Indonesia untuk mendukung beroperasinya BGSi. Namun, Kemenkes akan menambah 48 mesin lagi yang akan disebar di berbagai rumah sakit rujukan nasional yang terlibat dalam BGSi, termasuk kelengkapan mesin-mesin sequencing high throughput yang mampu memproses ratusan sampel genom manusia per minggu.

Hasil kerja sama dan investasi

Menkes Budi Gunadi dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, meninjau fasilitas BGSi. (Tangkapan layar)

Sedangkan, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mendorong agar inisiatif baik ini terus ditingkatkan dan diperluas lagi. “Ini merupakan hasil kunjungan kita ke Tiongkok 7 bulan lalu hasil kerjasama dengan Beijing Genomic Institute, dan hari ini sudah mulai kita implementasikan di Indonesia. Tapi kerja sama itupun kita kembangkan dengan negara lain seperti Abu Dhabi dengan G42 maupun Amerika Serikat dengan US Davis University,” ucapnya.

BGSi dikembankan dengan dukungan investasi dari para investor, berupa kerja sama dengan pihak swasta dalam negeri maupun negara lain. Beberapa donator yang berperan, antara lain The Global Fund, Panin Bank, Biofarma, dan East Ventures. Serta melibatkan kolaborator yang terdiri dari Illumina, BGI, Oxford Nanopore Technologies, dan Yayasan Satria Budi Dharma Setia.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi