Mengenal Sentralisasi dan Dampaknya pada Kehidupan Bernegara

Sentralisasi adalah kendali penuh secara terpusat.

Mengenal Sentralisasi dan Dampaknya pada Kehidupan Bernegara
Ilustrasi sentralisasi, desentralisasi, dan distributif. (Openclipart)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sistem sentralisasi menyebabkan pembangunan yang tidak merata di Indonesia. Istilah tersebut seringkali terdengar pada masa reformasi Indonesia di tahun 1998. Namun, apa sebenarnya makna sentralisasi yang sebenarnya dalam kehidupan bernegara?

Berdasarkan kata dasarnya, yakni sentral–berarti pusat atau tengah–sentralisasi adalah sebuah sistem yang menyatukan segala sesuatu ke satu bagian terpusat. Dalam pemerintahan, sentralisasi berarti semua hal terkait pemerintahan dikendalikan oleh pemerintah pusat, termasuk wewenang dan berbagai tanggung jawab yang mengikuti.

Sentralisasi membuat pemerintah pusat memiliki wewenang terbesar, di mana pemerintah pusat mengeluarkan keputusan dan kebijakan sesuai undang-undang. Konsep ini adalah kebalikan dari desentralisasi yang bermakna pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari pusat ke bagian-bagian di bawahnya.

Sentralisasi di Indonesia

Beda diagram sentralisasi dan desentralisasi. (Wikimedia Commons)

Untuk memahami lebih jauh tentang sentralisasi, kita bisa mempelajarinya dari sejarah yang pernah dilalui oleh bangsa Indonesia pada masa orde baru. Pada saat itu, sentralisasi digunakan negara untuk mengontrol kekuasaan terhadap berbagai sektor seperti politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, hingga sosial dan kebudayaan.

Sistem ini memusatkan segala keputusan pada pemerintah pusat yang berada di Kota Jakarta atau Pulau Jawa, termasuk pendapatan daerah yang harus disetor kepada pusat dan dikembalikan kepada daerah dalam pengaturan yang dilakukan di pemerintah pusat. Akhirnya, sistem ini runtuh pada masa reformasi dan mengarahkan Indonesia pada sebuah sistem otonomi daerah yang menyerupai desentralisasi.

Dampak negatif

Shutterstock/AlterStock.id

Menurut buku Pengantar Ilmu Politik karta Yusa Djuyandi (2017), sistem sentralisasi membuahkan sejumlah dampak negatif di sejumlah sektor pemerintahan. Sebagai contoh, dalam bidang ekonomi, sentralisasi memusatkan keuangan pada pemerintah pusat, sehingga daerah tidak punya kesempatan mengatur ekonominya. Pertumbuhan di tiap daerah pun bisa terhambat karena birokrasi yang terpusat dan bertele-tele.

Dalam bidang politik, seperti yang terjadi di masa orde baru, daerah tidak bisa mengembangkan pemerintahannya karena bergantun pada berbagai keputusan yang dibuat di pusat. Dengan demikian, politik demokrasi pun tidak bisa berjalan baik, karena kekuasaan hanya dikuasai oleh sebagian elit politik.

Sementara pada sektor sosial budaya, sentralisasi menyebabkan dominasi pemerintah pusat dalam menggerakkan seluruh akvitas negara dan bisa membuat eksistensi daerah yang memiliki keunikan serta dinamika sosialnya sendiri, menjadi tergerus. Sedangkan, pada lini keamanan, organisasi militer jadi lebih menonjol karena menjadi alat negara untuk menjalankan kekuasaannya secara terpusat.

Dampak positif

ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Ada dampak negatif, tentu diiringi dengan dampak positif. Dari sisi ekonomi, sentralisasi memberikan peluang perekonomian daerah menjadi lebih terarah dan teratur, karena segala sesuatunya diputuskan di pusat dan daerah hanya tinggal mengikuti arahannya saja.

Kemudian, dari sisi politik, sistem sentralisasi sebenarnya akan lebih memudahkan pemerintah daerah, karena segala keputusan politik pun diambil dan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Artinya, berbagai gejolak dan permasalahan yang timbul akibat kebijakan bagi masyarakat pun menjadi perhatian dari pemerintah pusat.

Sedangkan, dalam bidang sosial budaya, sentralisasi bisa memperkuat persatuan dan mengurangi perpecahan yang disebabkan oleh sifat-sifat kedaerahan. Lalu, jaminan pertahanan dan keamanan pun lebih kuat, karena pelaksanaannya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat sepenuhnya.

Beda sentralisasi, desentralisasi, dan otonomi daerah

Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah permukiman warga di kawasan Jakarta, Selasa (21/12/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

Sentralisasi adalah sistem pemerintahan di mana semua kekuasaan berada di pusat. Lawan dari istilah ini ialah, desentralisasi yang diartikan sebagai sistem pemerintahan yang banyak mendelegasikan keputusan dan wewenang kekuasaan kepada pemerintah daerah. Sementara, otonomi daerah adalah wewenang sebuah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri daerahnya sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Menurut Widjaja, otonomi daerah adalah salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan yang pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan bangsa dan negara secara menyeluruh dengan upaya yang lebih baik dalam mendekatkan berbagai tujuan penyelenggaraan pemerintahan agar terwujudnya cita-cita masyarakat yang adil dan makmur.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan