30 Tahun Berada di Middle Income Trap, Ini Syarat RI Agar Lolos

Bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi 6 persen jadi kunci.

30 Tahun Berada di Middle Income Trap, Ini Syarat RI Agar Lolos
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut Indonesia harus memanfaatkan momentum bonus demografi untuk bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan, bonus demografi Indonesia tersisa 18 tahun. “Bonus demografi itu dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh setiap negara bangsa untuk melepaskan diri dari GNI (Gross National Income) per kapitanya yang rendah,” katanya dalam keterangan pers, Selasa (28/3).

Selain bonus demografi, untuk lepas dari middle income trap, Indonesia harus bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen. Bappenas mencatat, dalam kurun 20 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,01 persen dan baru mencapai di kisaran 5 persen pada tahun 2022 lalu. “Kita sudah 30 tahun di middle income trap,” katanya.

Faktor penghambat

Suasana proyek pembangunan tol ruas Sigli-Banda Aceh seksi 5 Blang Bintang -Kuta Baro di Aceh Besar, Aceh, Senin (28/3). (ANTARAFOTO/Syifa Yulinnas)

Suharso menyampaikan beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia berada dalam situasi ini dalam rentang cukup lama, yakni total factor productivity yang cenderung menurun dan labour productivity Indonesia yang rendah, dibandingkan negara industri lain.

“Masih terdapat ketimpangan pendapatan per kapita antar provinsi. Ada 20 Provinsi yang masih berada dalam kategori lower middle income, yang pendapatannya di bawah US$4.200 (per kapita),” ujarnya.

Oleh sebab itu, langkah memanfaatkan bonus demografi dan melepaskan diri dari middle income trap sangat penting bagi Indonesia. Belum lagi, masalah lain yang secara tak langsung berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, seperti stunting.

RPJPN 2025-2045

Proses pembangunan jalur MRT Jakarta Fase 2A. (dok. MRT)

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) periode berikutnya di 2025 sampai 2045, kata Suharso, Indonesia akan lebih mengakomodir berbagai krisis planet yang terjadi bersamaan, seperti perubahan iklim, polusi, dan degradasi keanekaragaman hayati.

RPJPN 2025-2045 akan berfokus pada tranformasi untuk mendorong pembangunan yang lebih baik dan mencapai visi Indonesia Emas 2045: Negara Maritim yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan. “Kami telah menyampaikan kerangka pikirnya, kami telah menyampaikan kisi-kisi yang dibahas, yang akan nanti menjadi naskah akademik di dalam penyusunan RUU RPJPN,” katanya.

RPJPN ini nantinya akan menajdi panduan bagi seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Jadi pedoman bagi calon Presiden dan calon wakil Presiden, serta calon Kepala Daerah dalam menyusun visi dan misinya untuk periode 2025-2029,” ujarnya.

Evaluasi

Ilustrasi pekerja. (Pixabay/coffee)

Bappenas sudah melalukan evaluasi pada pencapaian pembangunan selama dua dekade terakhir. “Kami memperhitungkan megatren global dan apa yang kita miliki sebagai modal dasar pembangunan, dan tentu tantangan-tantangan yang harus kita jawab ke depan dengan paradigma baru, terobosan baru, imperatif dan kohesif,” katanya.

RPJP ini akan menjadi arah strategi dalam pembangunan, sedangkan strategi besar yang ditawarkan oleh Bappenas adalah transformasi sosial ekonomi dan tata kelola, serta dua kondisi penting yang perlu dicapai, yakni stabilitas di berbagai sektor dan pembangunan yang berkelanjutan.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara dan Sayarat Gadai Sertifikat Tanah di Pegadaian
Ketahui Cara Pecah Sertifikat Tanah Warisan serta Biayanya
Antipasi Kasus Kecelakaan Terulang, Kemenhub Akan Atur Jual-Beli Bus
8 Rekomendasi Smartwatch di Bawah Rp2 Juta, Teknologi Canggih!
BRI Gandeng Tencent dan Hi Cloud Perkuat Kapabilitas Digital
Ekspor Nonmigas April 2024: Logam Mulia Turun, Nikel Naik