Mengenal Apa Itu Mobilitas Sosial, Bentuk, dan Faktornya

Mobilitas sosial bisa jadi acuan pertumbuhan ekonomi.

Mengenal Apa Itu Mobilitas Sosial, Bentuk, dan Faktornya
ilustrasi kota di Indonesia (unsplash.com/Adrian Pranata)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dalam sebuah negara yang terus mengalami pertumbuhan, mobilitas sosial adalah satu tolok ukur pergerakan ekonomi masyarakat. Lantas, apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial?

Melansir ruangguru.com, mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi lebih tinggi, lebih rendah, bahkan sederajat.

Hasil perpindahan bisa berbeda-beda, karena mobilitas sosial biasanya terbagi menjadi beberapa bentuk, yang tidak lepas dari sejumlah faktor yang mendorong atau menghambatnya. Berikut ini, Fortune Indonesia akan mengulasnya lebih mendalam.

Bentuk

Ilustrasi pekerja. (Pixabay/coffee)

Mobilitas sosial terbagi ke dalam empat : 

  1. Mobilitas Sosial Vertikal
    Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya, seperti halnya sebuah garis vertikal. Dalam posisi ini, perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi (naik) maupun lebih rendah (turun).
  2. Mobilitas Sosial Horizontal
    Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya. Contoh bentuk mobilitas ini adalah perpindahan seorang dokter dari satu daerah ke daerah lain, tanpa mengubah penghasilan dan jabatannya sebagai seorang dokter.
  3. Mobilitas Sosial Antargenerasi
    Istilah ini diartikan sebagai perpindahan kedudukan sosial yang dialami seseorang dengan melibatkan perbedaan generasi di dalamnya. Mobilitas sosial antargenerasi bisa naik dan turun. Artinya, tiap generasi dalam satu kelompok bisa punya kedudukan yang semakin tinggi atau rendah di masyarakat. Misalnya, dulu, kakek dan nenek kita hanya bisa sekolah sampai tingkat SMA saja. Kemudian, di generasi selanjutnya, statusnya naik jadi bisa bersekolah sampai jenjang Sarjana.
  4. Mobilitas Sosial Intragenerasi
    Bentuk ini menggambarkan bagaimana perpindahan kedudukan sosial ini dialami oleh generasi yang sama. Menurut definisinya, mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang terjadi pada generasi yang sama.

Faktor pendorong

Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di SD Negeri Bhayangkari, Kota Serang, Banten. (ANTARAFOTO/Asep Fathulrahman)

Bentuk-bentuk mobilitas sosial tadi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: 

  1. Struktural: terkait dengan kesempatan seseorang untuk menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya.
  2. Individu: terkait dengan kualitas individu yang dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  3. Ekonomi: jika situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosial pun dapat terwujud, namun kalau kondisi ekonominya buruk, masyarakat akan memiliki pendapatan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dan mobilitas sosial tidak akan bisa terjadi.
  4. Politik: kondisi ini sangat bergantung pada situasi politik suatu negara. Kondisi negara yang tidak stabil akan memengaruhi kondisi keamanannya. Dengan begitu, ketersediaan dan kemudahan dalam bekerja juga lebih baik sehingga masyarakat mampu melakukan mobilitas sosial.
  5. Kependudukan: pertambahan penduduk bisa mempersempit lahan pemukiman bahkan meningkatkan kemiskinan. Masalah kependudukan seperti ini mendorong individu dan pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain, sehingga mobilitas sosial pun terjadi.

Faktor penghambat

Dok. PLN

Selain faktor pendorong mobilitas sosial juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mampu menghambat, seperti:

  1. Kemiskinan: masyarakat yang mengalami kemiskinan akan kesulitan untuk mencapai status sosial tertentu. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah.
  2. Diskriminasi: adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama, dan golongan. Nah, perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik karena bisa mengakibatkan konflik, sehingga mobilitas sosial pun bisa terhambat.
  3. Stereotip Gender: membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita juga bisa menghambat mobilitas sosial. Misalnya, pandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi karena yang bekerja adalah suami. Hal ini bisa menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang untuk melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat.

Demikianlah sekilas ulasan berkenaan dengan mobilitas sosial, semoga bermanfaat!

Related Topics

Mobilitas Sosial

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M