Mengenal Tentang Sustainable Aviation Fuel (SAF)

Industri penerbangan dunia sudah mulai beralih gunakan SAF.

Mengenal Tentang Sustainable Aviation Fuel (SAF)
Pesawat Terbang. (Pixabay)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Isu pemanasan global semakin santer diperbincangkan di seluruh dunia. Salah satu sektor yang mengantisipasi dampak lingkungan adalah sektor penerbangan melalui penggunaan bahan bakar pesawat berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Di Indonesia, pengembangan SAF ini mulai dilakukan PT Pertamina Patra Niaga, sebagai langkah penyediaan bahan bakar aviasi yang lebih baik bagi industri penerbangan Tanah Air.

Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, mengatakan komitmen awal perusahaan dilakukan melalui penerimaan sekitar 80 ribu liter SAF di Soekarno Hatta Aviation Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) untuk kepentingan tes, hasilnya pun cukup baik dengan tidak ditemukannya perbedaan signifikan pada pada response engine dengan hasil tes bahan bakar aviasi Jet-A1 yang selama ini disalurkan Pertamina Patra Niaga.

“Kualitas SAF jika dilihat dari Static Test cukup serupa, sehingga bisa dilanjutkan ke tes selanjutnya, mulai dari Ground Test hingga Flight Test. Ini merupakan milestone terbaru pengembangan SAF mengingat pengujian sebelumnya hanya di pesawat militer, kita akan mulai bergerak untuk di pesawat komersil, dan kami siap menyediakan SAF untuk seluruh rangkaian uji,” katanya, Kamis (3/8).

Penyaluran SAF ini juga sudah masuk dalam agenda dunia, bahkan beberapa bandara dan maskapai di berbagai negara sudah mulai menggunakan SAF. “Ini juga akan menjadi langkah Grup Pertamina menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target Net Zero Emission 2060,” katanya.

Indonesia sudah memulai langkah untuk memroduksi SAF, namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan SAF? Berikut ini, Fortune Indonesia akan mengulasnya dengan mengutipnya dari compareprivateplanes.com.

Definisi

SAF adalah sebuah solusi bahan bakar pesawat terbang yang relatif lebih ramah lingkungan. SAF terdiri dari campuran bahan bakar jet konvensional dengan bahan pencampur non-konvensional yang lebih berkelanjutan. Ini adalah bagaimana ia dapat langsung diganti dengan bahan bakar jet biasa. Komponen campuran itu sendiri sering disebut ‘neat SAF’.

Secara teknis, SAF adalah versi berkelanjutan dari bahan bakar Jet A dan Jet A-1, sehingga bisa diterapkan pada berbagai jenis pesawat tanpa perlu dimodifikasi dengan cara apapun.

Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan atau SAF diproduksi dari biomassa atau karbon daur ulang. Campuran ini memenuhi standar keberlanjutan yang ketat, sehubungan dengan penggunaan lahan, air, dan energi.

Produksi SAF menghindari Perubahan Penggunaan Lahan Langsung dan Tidak Langsung, misalnya, deforestasi tropis tidak akan terjadi dalam produksi SAF.

SAF juga tidak akan menggantikan atau bersaing dengan tanaman pangan. Setelah memenuhi berbagai persyaratan ketat tersebut, maka SAF bisa dipastikan menghasilkan dampak sosial-ekonomi yang positif, dan biasa kita beri label berkelanjutan.

Saat ini ada tujuh sumber utama bahan baku yang digunakan dalam produksi SAF, yakni:

  1. Selulosa: Residu dari kayu berlebih, pertanian, dan residu hutan.
  2. Minyak Goreng Bekas: Biasanya berasal dari lemak nabati atau hewani yang telah digunakan untuk memasak.
  3. Camelina: Tanaman energi yang memiliki kandungan minyak lipid yang tinggi. Ini sering ditanam sebagai tanaman rotasi yang tumbuh cepat dengan gandum dan tanaman sereal lainnya.
  4. Jatropha: Tanaman yang menghasilkan biji yang mengandung minyak lipid yang tidak dapat dimakan.
  5. Halophyta: Rumput rawa asin
  6. Alga: Tanaman mikroskopis yang dapat tumbuh di air yang tercemar atau asin, gurun dan tempat-tempat tidak ramah lainnya. Alga tumbuh subur dari karbon dioksida.
  7. Limbah Padat Kota: Sampah dari rumah tangga dan bisnis, misalnya kemasan produk, guntingan rumput, furnitur, pakaian, dan botol.

Bahan bakar berkelanjutan

Ada dua hal utama dalam penerapan SAF, yakni keberlanjutan dan masalah penggunaan bahan bakar. Dalam hal keberlanjutan, SAF dapat bisa digunakan atau tersedia secara berulang. Namun, hal ini harus dilakukan dengan cara yang konsisten dengan tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Selain itu, SAF perlu menjadi sesuatu yang menjamin pelestarian dan mempromosikan keseimbangan ekologi dengan menghindari penipisan sumber daya alam.

Kedua, SAF harus bisa memenuhi semua persyaratan untuk digunakan dalam pesawat bertenaga turbin. Bahan baku produksi SAF, ada berbagai sumber, mulai dari minyak goreng hingga minyak nabati; limbah padat perkotaan yang dijadikan limbah kayu; termasuk limbah gas dapat digunakan bersama dengan gula dan biomassa, yang ditanam untuk tujuan tertentu.

Manfaat

Penggunaan SAF jelas untuk mengurangi dampak emisi karbondioksida (CO2) dan mencapai target emisi nol karbon pada 2050 atau 2060. Sektor penerbangan berkontribusi sekitar 2 persen dari emisi karbon dunia, sedangkan penerbangan komersial menyumbang 0,04 persen.

Namun, penggunaan SAF sangat dibutuhkan dan efektif untuk mencegah suhu bumi naik lebih dari 1,5 derajat celsius. Menurut SkyNRG, sekitar 99 persen emisi maskapai penerbangan dan sekitar 50 persen emisi bandara terkait dengan pembakaran bahan bakar jet. Oleh karena itu, penurunan signifikan dari penggunaan bahan bakar pesawat terbang akan sangat membantu upaya dunia mengurangi pemanasan global.

Bahan bakar fosil melepaskan karbon tambahan yang sebelumnya disimpan di reservoir, sementara SAF mendaur ulang emisi CO2 yang dikeluarkan sebelumnya. Selain itu, SAF juga bisa mengurangi emisi langsung dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional. Terakhir, densitas energi lebih tinggi yang dimiliki SAF dibandingkan bahan bakar konvensional, meningkatkan efisiensi 1,5-3 persen.

Demikianlah ulasan singkat tentang SAF, mulai dari pengertian, hal penting, dan manfaatnya. Semoga bermanfaat untuk memacu semangat menjadikan lingkungan lebih bersih dan indah.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

3 Cara Mengubah Suara Menjadi Teks Untuk Kebutuhan Konten
Cara Melihat Pesan WA yang Terhapus, Tanpa Aplikasi Tambahan
Panduan Cara Ganti Kartu ATM BCA yang Hilang atau Rusak
10 Kacamata Termahal di Dunia Lengkap dengan Harganya!
Usai PHK Karyawan Tesla, Elon Musk Investasi Rp8 Triliun. Buat Apa?
Ekspektasi Fed Pangkas FFR Menguat, IHSG Berpotensi Rebound