Mengenal Middle Income Trap: Pengertian, Penyebab dan Solusinya

Negara berpenghasilan menengah tapi sulit naik menjadi maju.

Mengenal Middle Income Trap: Pengertian, Penyebab dan Solusinya
Ilustrasi pembangunan ekonomi, Jumat (10/12/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indonesia harus bisa segera keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap, untuk menjadi sebuah negara maju. Apalagi, kondisi ini telah dialami Indonesia selama 30 tahun terakhir. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengatakan, selama 20 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berada di kisaran 4,01 persen. Ekonomi Indonesia baru beranjak di atas 5 persen pada 2022.

“Kami menyampaikan dalam skenario yang disusun oleh Bappenas, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 6 persen agar kita mampu graduasi dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap, karena kita sudah 30 tahun di middle income trap,” katanya dalam keterangan pers Selasa (29/3).

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud istilah middle income trap? apa saja faktor penyebabnya dan bagaimana cara menghadapinya? Melansir sejumlah sumber, berikut ini ulasannya. 

Pengertian

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (28/11/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

Menyadur dari Bank Dunia, istilah middle income trap mulai populer sejak 2007. Istilah ini merujukan pada sebuah situasi, di mana suatu negara berhasil mencapai peningkatan dari segi ekonomi yakni berada pada tingkat menengah namun sayangnya terjebak pada level yang sama. Alhasil, negara tersebut kesulitan untuk menjadi negara maju atau memiliki high income.

Kondisi ini banyak terjadi pada negara berpendapatan menengah yang tak mampu bersaing dengan negara berpenghasilan lebih rendah, yang bergantung pada sumber daya alam dan murahnya tenaga kerja. Di sisi lain, negara tersebut juga tidak mampu bersaing dengan negara maju yang memiliki kualitas manusia dan teknologi tinggi.

Faktor pemicu

Shutterstock/ JooFotia

Melansir Akseleran, middle income trap tidak terjadi begitu saja, salah satu yang menjadi penyebab utamanya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur yang lemah, sehingga daya saing yang dimiliki tak bisa dikatrol lebih baik lagi. Untuk memahaminya, berikut ini adalah sejumlah faktor yang memicu terjadinya middle income trap.

  1. Polemik di sektor manufaktur
    Pengembangan manufaktur bisa menciptakan kelompok-kelompok kepentingan yang kuat dan mencoba untuk menghalangi reformasi kebijakan yang dirancang untuk melanjutkan sebuah proses transformasi. Mereka menentang penghapusan subsidi dan perlindungan. Selain itu, perlawanan juga datang dari pekerja serta serikat pekerja yang ingin mempertahankan sektor padat karya dengan upah tinggi.
  2. Transformasi ekonomi
    Dalam sebuah transformasi ekonomi, potensi biaya yang dikeluarkan biasanya cukup tinggi. Bila hal ini tidak diimbangi dengan produktivitas dan daya saing yang kompetitif secara global, maka stabilitas makro-ekonomi bisa terancam. Hal ini bisa meningkatkan inflasi, gelembung kredit yang berkembang saat investasi spekulatif berlangsung, sampai akhirnya meletakkan perekonomian negara pada middle income trap.
  3. Kurang dukungan kebijakan dan SDM
    Banyaknya negara yang sukses dengan pendapatan menengah menggunakan alat kebijakan industri khusus seperti subsidi. Negara-negara tersebut tidak mampu melakukan upaya yang cukup untuk membuat suatu kebijakan yang mampu meningkatkan pengetahuan serta inovasi. Penyebab terjadinya kegagalan pada sebuah negara hingga terjebak dalam middle income trap kemungkinan adalah kegagalan negara berinvestasi pada sumber daya manusia.
  4. Birokrasi yang berbelit
    Banyak negara dengan penghasilan menengah menghadapi permasalahan seperti korupsi dan akuntabilitas yang buruk terkait dengan inefisiensi birokrasi. Perekonomian berkembang pesat, namun tak diimbangi pelayanan yang memadai. Kondisi ini membuat negara gagal dalam menciptakan komitmen kelembagaan dan kebijakan yang memberikan sinyal komitmen jangka panjang terhadap strategi transformasi.
  5. Biaya produksi dan upah yang meningkat
    Meningkatnya upah atau biaya tenaga kerja per unit juga menjadi faktor mengapa sebuah negara terjebak dalam middle income trap. Selain itu, pasokan surplus tenaga kerja juga mengalami keterbatasan. Selain itu, adanya migrasi tenaga kerja dari desa ke kota besar dan membuat lapangan kerja berkurang. Penurunan pertumbuhan populasi alami serta keuntungan dalam pertumbuhan produktivitas sehingga terjadi perlambatan.

Reformasi struktural

ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/wsj

Melansir laman Setkab, Kepala Bidang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian, Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sekretariat Kabinet, Muhammad Faisal Yusuf, menuliskan Indonesia perlu menerapkan reformasi struktural sebagai kunci keberhasilan transformasi ekonomi yang berkelanjutan, sebagai solusi menghadapi middle income trap.

Reformasi dilakukan dalam rangka kelembagaan dan regulasi di mana pelaku sosial ekonomi beroperasi. Tindakannya yaitu melalui reformasi, mengubah kerangka kelembagaan, serta kerangka peraturan, di mana berbagai agen sosial ekonomi yang membentuk wilayah (negara, keluarga, dan perusahaan) beroperasi.

Dengan tujuan utama memperkuat perekonomian, serta memaksimalkan potensi perekonomian dan keseimbangan pertumbuhan, Indonesia harus mengoptimalkan delapan sumber pertumbuhan ekonomi utama dalam jangka menengah panjang, seperti:

  1. Penanaman modal asing (foreign direct investment)
  2. Transaksi berjalan (current account)
  3. Keadilan lingkungan
  4. Jumlah penduduk
  5. Produktivitas
  6. Efisiensi ekonomi
  7. Ketersediaan infrastruktur
  8. Tingkat teknologi.

Demikianlah ulasan tentang middle income trap, faktor penyebab, dan bagaimana menghadapinya. Semoga bermanfaat.

Related Topics

Middle Income Trap

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI