Pemanfaatan EBT Berpeluang Selamatkan RI dari Krisis Energi Global

Jadi alternatif kurangi ketergantungan impor energi fosil.

Pemanfaatan EBT Berpeluang Selamatkan RI dari Krisis Energi Global
Ilustrasi sumber energi terbarukan. (Pixabay/Seagul)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Langkah pemerintah betransisi dari penggunaan energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) dinilai tepat dan mampu menyelamatkan Indonesia di masa krisis energi global. 

Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan penggunaan EBT jelas akan mengurangi kebergantungan Indonesia pada energi fosil, termasuk pada impor. “Indonesia mempunyai sumber daya alam yang seharusnya bisa menopang energi bersih secara keseluruhan,” katanya saat berbincang dengan Fortune Indonesia, Senin (13/6).

Menurutnya, Indonesia merupakan net importir, yang mana kebutuhan energi fosil masih melebihi jumlah yang bisa diproduksi. “Konsumsi kita sebesar 1,2 juta Barrel of Oil Per Day (BOPD), sedangkan produksinya hanya 600 ribuan BOPD. Jadi, (kita) sangat tergantung akan impor,” ucap Mamit.

Padahal, melihat situasi global saat ini,perang Rusia-Ukraina membuat pasokan minyak dunia jadi terbatas, sehingga harga terus melambung tinggi dan menyebabkan krisis energi. Harga energi saat ini pun sudah mencapai titik tertinggi yang bisa menyebabkan terjadinya inflasi di negara-negara maju.

Keuntungan yang didapat Indonesia

Shutterstock/Thaiview

Penggunaan EBT akan jadi alternatif potensial yang berpeluang menghindarkan Indonesia dari ketergantungan impor energi fosil dunia. Di sisi lain, lingkungan Indonesia dapat semakin bersih serta percepatan menuju net zero emission pun dapat segera terjadi.

Selain itu, sebagai negara yang juga mengekspor energi fosil, menurut Mamit, Indonesia berpotensi mendulang keuntungan dari kenaikan harga komoditas energi dunia. “Program 1 juta BOPD dan 12 billion standard cubic feet per day (BSCFD) harus terus dikembangkan dan di realisasikan agar produksi migas kita bisa meningkat pada 2030 yang akan datang,” katanya.

Pertamina berkomitmen jaga stok energi nasional

Ilustrasi : proyek pembangunan yang dilakukan Pertamina. (Dok. Pertamina)

Pertamina sudah menyatakan komitmennya untuk menjaga strok energi nasional di seluruh Indonesia dengan memperkuat operasional dari hulu hingga hilir. Berdasarkan data Pertamina per 9 Juni 2022, saat ini ketahanan pasokan BBM bersubsidi secara nasional dalam kondisi aman, di mana Pertalite berada di kisaran 17 hari dan Solar Subsidi 22 hari dan LPG 17 hari.

Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari, di hulu, Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Minyak dan Gas. Per April 2022, produksinya mencapai sebesar 969 Thousand Barrels of Oil Equivalents Per Day (MBOEPD). Sedangkan, di sisi pengolahan, Pertamina memperkuat kehandalan operasional kilang, meningkatkan kualitas produk, dan mempercepat penyelesaian proyek pembangunan kilang.

“Pertamina sebagai salah satu operator yang mendapat penugasan menyalurkan BBM dan LPG Subsidi dari Pemerintah akan terus menjaga stok agar kebutuhan BBM dan LPG ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan paralel distribusi tetap dijaga agar sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan Pemerintah,” kata Heppy dalam keterangan di laman resmi Pertamina.

Usulan penambahan alokasi anggaran APBN

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, sudah meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menambah alokasi anggaran APBN terkait subsidi BBM, LPG, dan listrik.

Dalam rapat kerja dangan Badan Anggaran DPR, Sri Mulyani mengatakan bahwa semula subsidi dan kompenasasi yang disiapkan hanya Rp152,5 triliun, namun kini menjadi Rp443,6 triliun, atau selisih Rp291 triliun terhadap alokasi APBN 2022.

Dalam UU APBN 2022, urai Sri Mulyani, subsidi energi dialokasikan Rp134 triliun yang terdiri dari Rp77,5 triliun untuk subsidi BBM serta LPG, kemudian subsidi listrik sebesar Rp56,5 triliun. Kompensasi BBM sendiri dialokasikan Rp18,5 triliun.

Namun, harag energi dunia terus melonjak dan pemerintah pun mengusulkan tambahan subsidi energi hingga Rp74,9 triliun. Alokasi subsidi BBM dan LPG pun diusulkan naik Rp71,8 triliun, sehingga kini totalnya diharapkan mencapai Rp149,4 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M