Indonesia Butuh Dana Rp6.500 T untuk Bangun Infrastruktur hingga 2024

Kontribusi swasta diharapkan dalam pembangunan infrastruktur

Indonesia Butuh Dana Rp6.500 T untuk Bangun Infrastruktur hingga 2024
Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu. (dok. Kemenkeu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pembangunan infrastruktur di Indonesia membutuhkan dana sekitar Rp6.500 triliun hingga  2024. Hal ini diungkapkan oleh Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), dalam Seminar Infrastructure Roundtable (IIR) T20, Jumat (8/7).

Luky menyampaikan bahwa dari kebutuhan dana tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya mampu memenuhi sampai 42 persen. Sisanya, bisa berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau sektor swasta.

“Maka dari itu, pembiayaan adalah salah satu cara menekan biaya tersebut. Bagaimana kami bisa mendesain pembaiayaan sedemikian rupa,” ujarnya.

Sektor swasta, adalah salah satu kontributor pembiayaan yang disasar pemrrintah. Oleh sebab itu, pemerintah kerap kali mengundang sektor swasta untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek infrastruktur yang masih terus dibangun.

Jaminan kepastian dalam investasi

Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas simpang Indralaya-Muara Enim seksi simpang Indralaya-Prabumulih dan Palembang-Indralaya saat proses pembangunan di Indralaya, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Jumat (20/5/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.

Menurut Luky, investasi infrastruktur memiliki jangka waktu panjang, oleh karenanya kepastian dalam investasi harus bisa terus dijamin. Pihaknya terus mengupayakan pengelolaan risiko yang baik, demi meningkatkan minat para investor, terutama dari dalam negeri.

“Kami mendesain sedemikian rupa risiko ini, bagaiman bisa kami perkecil, karena itu terasosiasi dengan harga yang harus kami bayar nantinya,” tuturnya.

Sedangkan, untuk investor luar negeri, jaminan investasi biasanya dilihat dari kondisi politik hingga prospek ekonomi yang terjadi di Indonesia. Maka dari itu, stabilitas konidisi politik dan perbaikan ekonomi domestik amat penting untuk menarik minat para investor dari luar negeri.

Sinergi dan kolaborasi

Kondisi jalan menuju Jembatan Pulau Balang di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (ANTARAFOTO/Bayu Pratama))

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menambahkan dalam  pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, butuh kerja sama dan kolaborasi sejumlah pihak. Salah satunya adalah lembaga think tank yang memupuk pengetahuan yang akan menjadi dasar terciptanya terobosan dalam pembangunan infrastruktur.

“Meskipun kita sibuk mengurusi bagaimana melindungi masyarakat dalam jangka pendek, kita tetap bicara mengenai medium dan long term. Di sinilah pemikiran kita mengenai bagaimana kebutuhan infrastruktur Indonesia jangka panjang harus tetap kita bicarakan dan harus tetap kita cari terobosannya,” kata Wamenkeu.

Wamenkeu menyoroti pelaksanaan IIR yang turut mengikutsertakan PT Penjaminan Infrasruktur Indonesia, Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB Universitas Gadjah Mada, dan The Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), sebagai contoh kolaborasi yang dimaksud.

“Indonesia sebagai Presidensi G20 menunjukkan kepada dunia bahwa kita itu memang sudah melakukan rangkaian think tank, knowledge base, decision making process, database policy making process, dan research base policy making process yang berkelanjutan. Bukan cuma waktu jadi Presidensi G20 saja,” kata Suahasil.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Maret 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi