Pemerintah Deteksi Kasus Omicron Pertama Masuk ke Indonesia

Pemerintah juga melihat 5 kemungkinan kasus lainnya.

Pemerintah Deteksi Kasus Omicron Pertama Masuk ke Indonesia
Ilustrasi mutasi virus. (Pixabay)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah mendeteksi kasus pertama varian baru Omicron sudah masuk Indonesia. Menteri kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengonfirmasi hal ini dalam konferensi pers, Kamis (16/12). Ia menyampaikan, seorang petugas kebersihan Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta, tertular varian baru Covid-19 tersebut.

“Kemenkes tadi malam mendeteksi seorang pasien berinisial N, terkonfirmasi Omicron pada (15/12). Data kami konfirmasi ke GSaid, dan hasilnya ini adalah sekuensing Omicron,” kata Menteri Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Kementerian Kesehatan.

Budi mengungkapkan, bahwa sebetulnya pada (8/12) terdapat tiga orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan tanggal (10/12) dites Genome Sequencing oleh Balitbangkes, namun yang terpapar Omicron diketahui hanya satu orang. Ketiga orang tersebut saat ini dikarantina di Wisma Atlet, meskipun tidak memiliki gejala, secara fisik sehat, tidak demam atau batuk.

“Kemudian, mereka bertiga sudah dites PCR kembali, setelah tes PCR pertamanya di tanggal 8 Desember,” ujar Menteri Budi. “Dan kini tes PCR-nya sudah negatif.”

Pemerintah deteksi lima kasus lain

Selain kasus Omicron pertama, Kemenkes juga mendetaksi lima kasus lain kemungkinan Omicron. Deteksi ini melibatkan pelaku perjalanan internasional warga negara Indonesia (WNI) dan asing. Kelima suspect terdiri dari dua WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris, serta tiga WNA asal Cina yang saat ini dikarantina di Manado.

Menurut Budi, kelima orang ini sifatnya masih probable karena baru dites PCR dengan marker khusus. Sampel PCR yang positif sudah dikirim ke Balitbangkes dan tes Genome Sequencing-nya sedang berjalan. “Jadi, belum pasti Omicron, tapi karena kami melakukan tes PCR dengan spesifikasi khusus, istilahnya S-gene target failure (SGTF), kami mendeteksi lima kasus yang probable Omicron,” ucapnya.

Hasil dari penelitian genom Balitbangkes ini akan dilaporkan dalam tiga hari ke depan. Hasil tes ini akan menjawab kepastian kelima kasus yang terdeteksi ini Omicron atau bukan.

Imbauan kepada masyarakat

Menteri Budi Gunadi mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap menjalankan aktivitas keseharian seperti biasa. “Yang paling penting adalah jaga kewaspadaan. Pertama dari protokol kesehatan, jangan kendor disiplinnya, terutama untuk memakai masker dan menjaga jarak,” katanya.

Kedua, Menkes berharap masyarakat mengurangi perjalanan yang tidak memiliki urgensi. Perlu diingat, kata Menkes, Omicron terbukti menyebar dengan sangat cepat.

“Di Inggris, yang tadinya jumlah penderitanya berkisar 10-an per hari, kemudian naik 100-an per hari, sekarang sudah 70.000-an per hari. Lebih tinggi dari puncaknya kasus yang terjadi di Indonesia pada bulan Juli, yakni 50.000 per hari,” ujar Budi Gunadi.

Dampak Omicron terhadap Rupiah dan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terpantau melemah seiring kabar temuan kasus Covid-19 varian Omicron pertama di Indonesia. Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat melemah ke posisi 6.581,35 atau turun 0,68 persen dibandingkan pada saat pembukaan yang berada di 6.648,28. 

Sementara pada pukul 12.15 WIB, rupiah juga tercatat melemah 0,11 persen atau 15,50 poin ke Rp14.349,5 per dollar AS. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, Omicron berpotensi mempengaruhi gerak rupiah dan IHSG. “Pasar kemungkinan hanya akan terpengaruh sementara, karena penanganan Covid di Indonesia cukup baik dan pemerintah pro-aktif melakukan vaksinasi. Ini yang akan mendorong Rupiah dan IHSG mengalami penguatan,” katanya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia (16/12).

Sehingga, bila Rupiah mengalami pelemahan, semata-mata bukan karena Omicron yang ditemukan di Wisma Atlet. “Tetapi, komentar dari Powell (Gubernur The Fed) tadi malam yang kemungkinan besar akan mengurangi pembelian obligasi. Sehingga, isu omicron meski cukup mengkhawatirkan secara global, tetapi di Indonesia sampai saat ini sitasinya masih cukup kondusif,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen