Prancis Komitmen Tingkatkan Kerja Sama Strategis dengan Indonesia

Untuk memperkuat kemitraan di kawasan Indo-Pasifik.

Prancis Komitmen Tingkatkan Kerja Sama Strategis dengan Indonesia
Pertemuan delegasi Prancis dengan Kemenko Perekonomian Indonesia. (Dok. Kemenko Ekon)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Prancis akan meningkatkan komitmen kerja sama dengan Indonesia sebagai bentuk penguatan kemitraan dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Delegasi Prancis mengatakan ingin bertukar pandangan dengan mengenai kawasan Indo Pasifik dengan mempertimbangkan posisi Indonesia sebagai ketua ASEAN pada 2023.

“Kunjungan kami ke Indonesia kali ini bertujuan untuk melakukan studi atau kajian terkait Strategi Prancis di Kawasan Indo-Pasifik,” ujar pimpinan Delegasi Komisi Luar Negeri, Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Senat Prancis, Senator Rachid Temal, Selasa (13/9).

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon), Airlangga Hartarto, menyampaikan, Prancis memiliki perspektif yang sama dengan Indonesia mengenai kawasan Indo-Pasifik yang juga bisa dilihat dari sisi ekonomi, bukan sekadar politik dan keamanan. Eksistensi ASEAN memiliki peran sangat strategis dalam menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Apalagi, Indonesia baru saja berpatisipasi dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dilaksanakan di Amerika Serikat. Pertemuan tersebut menetapkan target dalam bentuk solusi konkret bagi kawasan dalam beberapa waktu ke depan.

Dukungan IEU-CEPA

Delegasi Prancis saat bertemu dengan Menko Arilangga Hartarto. (dok. Kemenko ekon)

Indonesia juga meminta dukungan Prancis untuk mempercepat perundingan kerja sama komprehensif di bidang ekonomi dengan Uni Eropa (IEU-CEPA). “Terdapat beberapa isu penting yang perlu dibahas secara mendalam tapi saya optimis bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lama,” ucapnya.

Pemerintah Indonesia maupun Prancis memahami pentingnya kerja sama IEU-CEPA, mengingat hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa bersifat komplementer. Untuk itu, Prancis menyetakan dukungannya pada perundingan tersebut, meski tak menampik bahwa masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan di internal Uni Eropa.

Kerja sama yang sudah terjalin

Pertemuan Delegasi Komisi Luar Negeri, Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Senat Prancis, dengan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. (dok. Kemenko Ekon)

Prancis merupakan salah satu mitra strategis Indonesia dalam bidang perdagangan dan investasi. Negara ini berada di urutan kelima mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Eropa. Perdagangan kedua negara tercatat mencapai US$2,28 miliar pada 2021, dengan komoditas ekspor utama Indonesia berupa mesin, peralatan listrik, alas kaki, serta minyak sawit dan olahannya.

Selain itu, dalam bidang investasi, realisasi investasi Prancis pada 2021 mencapai US$145,76 juta dalam 709 proyek. Angka ini melonjak hingga empat kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$25,11 juta dalam 1.079 proyek.

Dengan diluncurkannya Indo-Pacific Strategy, Prancis berniat untuk semakin menguatkan kerja sama dengan Indonesia. Apalagi, kerja sama strategis bersama Indonesia sudah terjalin sejak 2011.

Potensi kerja sama yang ditawarkan Indonesia

Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yuli

Salah satu potensi kerja sama yang dibicarakan antara Prancis dan Indonesia adalah sektor transisi energi. Menko Airlangga pun menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia memiliki sejumlah rencana, seperti phasing out pembangkit listrik berbasis batubara dan menggantinya dengan beberapa proyek energi terbarukan, mulai dari panas bumi, surya, air, sampai nuklir.

Selain itu, potensi kerja sama juga ada pada penyimpanan baterai listrik, sehingga penggunaan energi terbarukan bisa semakin terjangkau oleh masyarakat, tanpa mengurangi kebutuhan energi dalam negeri.

Prancis juga merupakan salah satu investor utama pengembangan nikel di Indonesia. “Indonesia telah memiliki regulasi atau perundang-undangan yang mendukung pengembangan energi terbarukan, ditambah lagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti nikel untuk pengembangan sektor ini,” katanya.

Terkait  ekspor sawit Indonesia ke Prancis, Airlangga mengatakan aspek keberlanjutan menjadi perhatian penting industri ini. Oleh sebab itu, dalam mendorong ekspor sawit Indonesia ke asar Eropa, selalu dibekali sertifikat ISPO.

“Minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang mengedepankan aspek keberlanjutan melalui sertifikasi ISPO sehingga akses pasar minyak sawit Indonesia ke kawasan Eropa dapat terjaga dan terus ditingkatkan,” ucapnya.

Tawaran kerja sama pertahanan dari Prancis

Pesawat Jet Tempur Rafale yang dibeli oleh Yunani pada 3 Desember 2021. (Dok. Dassault Aviation)

Prancis menyatakan kesiapan Prancis untuk membantu penyediaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia berupa pesawat tempur dan kapal selam, termasuk  transfer teknologi dan membuka lapangan kerja baru di bidang ini.

Pemerintah berharap, Prancis dapat memberikan fasilitas offset dalam proses pembelian alutsista tersebut serta membuka kemungkinan untuk kerja sama pengadaan kapal patroli guna menjaga keamanan di wilayah Laut Cina Selatan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M