Jokowi Sampaikan 3 Pandangan di Sidang UNESCAP

Terkait isu sosial ekonomi yang berkembang di Asia Pasifik.

Jokowi Sampaikan 3 Pandangan di Sidang UNESCAP
Presiden Jokowi berpidato pada Sidang Komisi Ke-78 United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), secara virtual dari Istana Merdeka Jakarta, Senin (23/5). (dok. Setkab)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan sejumlah pandangan berbagai isu sosial dan ekonomi yang berkembang di kawasan Asia Pasifik, dalam Sidang United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP).

Jokowi mengapresiasi dukungan dan kontribusi yang dilakukan UNESCAP selama ini, terutama dengan negara berkembang. “Dengan bekerja bersama, kita dapat mempercepat pemulihan kawasan dan dunia menuju masa depan berkelanjutan. Recover Together, Recover Stronger,” ujarnya pada Pembukaan Sidang Komisi UNESCAP, Senin (23/5).

Jokowi juga mengaitkan pandangannya dengan presidensi G20 yang sedang diemban Indonesia. Menurutnya, Indonesia akan memperjuangkan kepentingan negara berkembang, terutama di bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. 

1. Kesenjangan vaksinasi di Asia Pasifik

Presiden Joko Widodo. (dok. Setkab)

Jokowi berpandangan bahwa penanganan pandemi harus terus dilakukan, salah satunya dengan menutup kesenjangan vaksinasi yang terjadi di kawasan Asia Pasifik. Pasalnya, negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi sekaligus terendah berada kawasan Asia Pasifik.

Penghapusan kesenjangan vaksinasi, menurutnya penting, karena vaksinasi dapat menentukan reaktivasi ekonomi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia.

“UNESCAP dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional, mengatasi tantangan logistik, dan mempersingkat rantai pasok,” ucapnya.

2. Pendanaan pembangunan berkelanjutan

Kawasan Asia Pasifik. (Picryl)

Jokowi juga menyampaikan bahwa pendanaan untuk pembangunan berkelanjutan yang terkandung dalam Sustainable Development Goals (SDGs) harus makin diperkuat.

Asian Development Bank (ADB), memperkirakan setiap tahun dibutuhkan US$1,5 triliun untuk memastikan SDGs tercapai di Asia Pasifik pada 2030. Namun, ketersediaan pendanaan global hanya US$1,4 triliun. “Kesenjangan besar ini harus ditutup. Investasi sektor swasta harus didorong,” tuturnya.

Meski Asia Pasifik adalah kawasan terbesar bagi penanaman modal asing, baik secara inbound dan outbound, namun nilai investasi yang masuk masih terhitung kecil. “Kolaborasi UNESCAP dengan ADB dan lembaga pendanaan lainnya, sangat diharapkan. Indonesia sendiri memajukan berbagai pendanaan inovatif termasuk SDG Indonesia One, green sukuk, dan ekonomi karbon,” katanya.

3. Optimalisasi pertumbuhan sektor ekonomi baru

Ilustrasi ekonomi digital. (Pixabay/Geralt)

Pandangan yang terakhir disampaikan Jokowi terkait dengan digitalisasi, pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan pertumbuhan hijau. Menurutnya, perihal ini adalah masa depan yang harus dioptimalkan dan terus ditingkatkan.

Untuk itu, Presiden mendorong adanya penguatan sumber-sumber pertumbuhan baru terkait ketiga hal tersebut. “Dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan termasuk, transisi energi. Kapasitas pajak perlu harus diperkuat, termasuk carbon tax,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M