Mengenal Sistem Ekonomi Liberal, Kelebihan dan Kekurangannya

Sistem ekonomi liberal berdasar pada kebebasan berusaha.

Mengenal Sistem Ekonomi Liberal, Kelebihan dan Kekurangannya
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Shutterstock/Romolo Tavani
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sistem ekonomi diperlukan sebuah negara untuk memajukan perekonomiannya. Ada berberapa jenis sistem ekonomi, salah satu yang banyak dianut oleh negara-negara di dunia adalah sistem ekonomi liberal. Apakah itu? 

Seperti halnya sistem politik, pola liberal pada sistem ekonomi juga akan memengaruhi berbagai kebijakan negara tersebut dalam menjalankan roda perekonomian. 

Sistem liberal seringkali ditandingkan dengan sistem ekonomi konservatif, yang biasa dianut bentuk negara kerajaan atau berdasarkan agama tertentu. Fortune Indonesia akan mengulasnya dengan merangkum informasi dari berbagai sumber. 

Pengertian

Dok. Shutterstock/SEVENNINE_79

Mengacu pada Investopedia, sistem ekonomi liberal sistem ekonomi yang di dalam pelaksanaanya memberikan kebebasan penuh kepada rakyat dalam menjalankan usaha atau bisnisnya. Dengan kata lain, negara memberikan peluang baru bagi investor untuk meningkatkan diversifikasi dan keuntungan mereka. Dalam sistem ini ini, pemerintah memiliki peran intervensi sangat minim, bahkan tidak ada sama sekali.

Negara yang menganut sistem ekonomi liberal biasanya membuka pasarnya secara global, baik dalam hal perdagangan, peraturan, perpajakan, dan bidang lain yang umumnya mempengaruhi bisnis di negara tersebut. Sedangkan, masyarakat di negara bersistem ekonomi liberal bertujuan untuk melakukan kegiatan ekonomi secara bebas demi meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Investopedia menyatakan bahwa hampir semua negara maju (dunia pertama) sudah melalui proses liberalisasi, sedangkan negara berkembang masih menjalani serangkaian perubahan. Selain sering disebut sebagai sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi liberal juga dikenal sebagai sistem ekonomi pasar bebas, dan juga sistem ekonomi laissez faire–dibiarkan apa adanya.

Beberapa negara maju yang menerapkan sistem ekonomi liberal misalnya adalah negara-negara Eropa Utara, seperti Finlandia, Denmark, Norwegia; Inggris; Italia; serta negara-negara balkan seperti Kroasia maupun Serbia Montenegro.

Ciri-ciri

ilustri industri (unsplash.com/ Maksym Kaharlytskyi)

Sistem ekonomi liberal bisa diketahui beberapa ciri-cirinya. Berikut ini  beberapa ciri sistem ekonomi liberal yang mendasarkan perekonomiannya dalam pasar bebas:

  1. Harga dibentuk oleh pasar bebas
    Semua harga di negara yang menganut sistem ini akan dibentuk oleh pasar bebas, salah satu penentunya adalah kompetitor.
  2. Ada kebebasan berusaha dan bersaing
    Kebebasan yang menjadi sudut pandang liberalisme berdampak pada kebebasan bagi para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya. Pemerintah tidak memiliki hal untuk mengintervensi dan semua persaingan yang terjadi pun sepenuhnya diserahkan kepada pasar.
  3. Intervensi pemerintah terbatas
    Seperti disebutkan sebelumnya, pemerintah memiliki akses yang sangat terbatas untuk mengintervensi urusan perekonomian bisnis yang sedang berjalan. Sebab, semua keputusan ekonomi ada di tangan masing-masing pemilik usaha.
  4. Kebebasan punya alat produksi sendiri
    Dalam sistem ekonomi liberal, setiap usaha berhak memiliki alat produksinya sendiri, termasuk memproduksi barang sebanyak-banyaknya, demi meraih keuntungan setinggi-tingginya.
  5. Sistem ekonomi yang berprinsip pada keuntungan
    Laba adalah tujuan utama para pengusaha yang bergerak dalam sistem ekonomi liberal, itulah mengapa sistem ini dikenal juga dengan sebagai ekonomi kapitalis. Salah satu pengaruh adanya sistem ekonomi liberal adalah konsep globalisasi.

Kelebihan dan kekurangan

Potret masyarakat miskin. (Flickr)

Setiap sistem ekonomi yang berdasar pada ideologi yang dianut sebuah negara memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut sejumlah kelebihan dan kekurangan dalam sistem ekonomi liberal:

Kelebihan:

  1. Produksi barang akan didasarkan pada kebutuhan pasar.
  2. Persaingan akan membuat produk-produk yang dihasilkan berkualitas.
  3. Para pelaku usaha akan terpacu untuk lebih kreatif dan inovatif.

Kekurangan:

  1. Kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat–antara penduduk kaya dan miskin–akan semakin terasa.
  2. Berpotensi menimpulkan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
  3. Muncul banyak persaingan tidak sehat.
  4. Pala pelaku usaha yang baru mendirikan usahanya akan menemui kesulitan dalam meraih pendapatan yang menguntungkan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M