Wamenparekraf: Teknologi Digital Sudah Diterapkan di Industri Fesyen

Banyak manfaat yang menguntungkan industri fesyen.

Wamenparekraf: Teknologi Digital Sudah Diterapkan di Industri Fesyen
Bali Digital Fashion Week 2022. (Kemenparekraf)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Teknologi digital saat ini sudah bisa diimplementasikan pada industri fesyen Tanah Air, terutama dalam hal pemasaran, inovasi produk, hingga potensi pelestarian budaya tanpa batas geografis.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wanparekraf), Anglela Tanoesoedibjo, mengatakan, banyak terobosan yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) Experience, NFT, bahkan metaverse.

“Harapannya bisa melindungi hak cipta dan memberikan royalti yang berkesinambungan kepada para kreator,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Senin (12/12).

Bahwa banyak potensi yang bisa didapatkan masyarakat maupun para pelaku industri fesyen. Ini seperti membawa sektor ekonomi kreatif fesyen ini ke era yang lebih maju. Oleh sebab itu, ajang seperti ‘Bali Digital Fashion Week 2022’ sebagai ajang kampanye untuk menyuarakan dampak industri fesyen pada lingkungan, termasuk peluang dari digital fesyen.

Metaverse

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo. (Kemenparekraf)

Salah satu yang menjadi potensi besar untuk berkolaborasi dengan dunia fesyen adalah konsep metaverse. Perkembangan teknologi terkini ini bisa dimanfaatkan untuk pemasaran berbagai produk fesyen di masa depan.

“Kita bahkan bisa mengenalkan batik kepada dunia melalui desain skin di game dan lain sebagainya. Seperti contoh avatar saya yang super keren sekali memakai digital fashion dress bermotif batik,” ujar Angela.

Bloomberg memproyeksikan metaverse akan menjadi masa depan internet dengan nilai yang ditaksir mencapai 800 miliar dolar AS pada 2024. Kemudian, pada tahun 2026 diperkirakan akan ada 25 persen dari populasi dunia yang bakal menghabiskan setidaknya satu jam dalam sehari di metaverse.

Solusi untuk limbah

Salah satu produk fesyen yang ditampilkan dalam ajang BDFW 2022. (Kemenparekraf)

Potensi lain yang dihadirkan oleh digitalisasi pada bidang fesyen adalah sebagai solusi penanganan limbah fesyen. Di Indonesia, limbah industri fesyen sudah mencapai 2,3 juta ton atau 12 persen dari limbah rumah tangga 2021. Dari jumlah ini, hanya 0,3 juta ton yang bisa terdaur ulang.

Angela berharap, adanya fesyen digital bisa mengurangi sampah ini, terutama di tahap produksi. “Dengan cara mengurangi konsumsi air, zat kimia, dan penggunaan bahan baku kain secara total,” ujarnya.

Tantangan

Pengrajin Tenun di Rumah Tenun Baku Peduli, Manggarai Labuan Baju NTT/Fortune Indonesia/Suheriadi

Namun demikian, Angela mengungkapkan, saat ini pengembangan teknologi digital fesyen juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dari segi pendanaan dan juga dari segi Sumber Daya Manusia (SDM).

Oleh sebab itu, diharapkan seluruh pemangku kepentingan bisa bekerja sama meningkatkan jumlah talent digital sekaligus meningkatkan pemahamaan soal manfaat industri fesyen Tanah Air, baik dari sisi ekonomi hingga lingkungan. 

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang