Warga Penang Panic Buying Air Mineral Karena Sumber Air Mengering

Kurang air karena musim kering dan tingkat konsumsi tinggi.

Warga Penang Panic Buying Air Mineral Karena Sumber Air Mengering
Ilustrasi minum air. (Pisabay/Olichel)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kekeringan terjadi di sejumlah Bendungan di sepanjang Sungai Muda, yang jadi sumber air bagi negara bagian Penang, Malaysia. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat Malaysia lakukan panic buying membeli air mineral kemasan di beberapa pusat perbelanjaan.

Mengutip The Stars, tanpa aliran air dari Sungai Muda, sejumlah bendungan tak bisa memenuhi kapasitas 100 persen yanga mempengaruhi ketersediaan air bagi masyarakat. “Bendungan Ayer Itam hanya terisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen, bahkan Bendungan Mengkuang yang biasanya terisi lebih dari 90 persen kini turun menjadi 88,2 persen,” seperti dikutip dari media tersebut, Senin (22/5).

Sungai Muda merupakan sungai terpanjang di negara bagian Kedah dan menjadi pemasok utama instalasi air di Malaysia. Saat debit air di sungai berkurang, produksi air minum ke seluruh wilayah terpaksa harus dihentikan, sembari menunggu permukaan air naik lagi. Kondisi ini juga berdampak pada sejumlah penjual makanan yang terpaksa menutup dagangan karena tak memiliki pasokan air bersih.

Konsumsi air

Ilustrasi kekeringan. Shutterstock/Iamadventure

Ketua Menteri Penang, Chow Kon Yeow, mengimbau warga Penang untuk bisa menghemat air. Dalam kasus Bendungan Ayer Itam, persediaan air yang tersisa diperkirakan hanya cukup untuk 120 hari.

Menurutnya, penurunan konsumsi domestik sebesar 20 persen akan menghasilkan penghematan air sebesar 106,8 juta liter per hari (MLD). "106,8 MLD ini akan sangat membantu untuk memastikan kecukupan pasokan air di Penang hingga diperkirakan hujan lebat pada September 2023," ujarnya seperti dikutip The Stars.

Pada 2022, data PBAPP menunjukkan warga Penang menggunakan 307 liter/kapita/hari (LCD) dibandingkan dengan rata-rata nasional 244 LCD pada 2020 dan statistik Singapura 158 LCD pada 2021. Dengan demikian, selain rendahnya curah hujan di daerah tangkapan air, tingginya konsumsi air di negara bagian Penang mencapai rekor bari du 868 MLD.

Manajemen krisis

ilustrasi PDAM (unsplash.com/ Nathan Dumlao)

Melansir Malay Mail, Anggota Dewan Air Putih, Lim Guan Eng meminta Penang Water Supply Corporation (PBAPP) segera memperbaiki manajemen krisisn demi mencegah terjadinya pemadaman air secara mendadak.

“Ini bukan kali pertama terjadi pemadaman air akibat insiden, sudah pernah terjadi sebelumnya sehingga Dirut PBAPP harus lebih baik dalam manajemen krisis agar tidak terjadi lagi,” ujar Lim Guan Eng.

Kejadian ini membuat sekitar 400.000 keran air mengering. Padahal, 80 persen air di Penang berasal dari Sungai Muda.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar